“Jadi pak Dana nggak pernah beli cincin ini di sini ya?” tanya bu Rukma memastikan kepada bagian adminsitrasi toko. Sementara Anggi masih bingung dengan apa yang dilakukan ibunya.
“Benar bu. Terakhir kali pak Dana ke sini sepertinya tahun lalu bersama ibu.” Ujar petugas sambil membolak-balik catatan transaksi atas nama Dana.
Rukma mengambil cincin hitam itu dari jari manis Anggi. Terpaksa agak kasar karena memang sulit membukanya. Membuat Anggi merasa kesakitan.
“Boleh minta tolong untuk periksa cincin ini dari apa?” pinta Rukma dan kemudian disanggupi oleh petugas. Sementara petugas memeriksa material cincin itu, Anggi menatap mamanya yang menampakkan raut wajah khawatir.
“Kenapa ma?” tanya Anggi. Rukma hanya membalasnya dengan gelengan kepala dan senyum tipis. Sementara petugas sudah kembali dari ruang analisis.
“Cincin ini terbuat dari materi campuran bu. Antara batu giok dan juga berlian. Tapi entah bagaimana caranya bisa menyatu seperti ini. Yang jelas, kami melihat ukiran aneh yang ada di cincin itu ketika diperbesar.” Jelas petugas. Rukma tercengang melihat ukiran yang tertoreh di cincin itu. Samar tapi jika diteliti dengan baik akan nampak.
“Mas.. bisa nggak kalau …” Rukma membisikkan permintaannya kepada petugas. Lalu petugas kemudian mengangguk-angguk mengerti.
…