Selasa, 13 Maret 2024
Tidak seperti biasanya. Hari itu bapak-bapak sedang berkumpul di siang bolong. Sebut saja mereka yang berkumpul adalah sebagai berikut: Ada Pak Mul, tukang galon yang menemukan Tian. Pak Tono tetangga depan rumah. Dan Pak Salim, saudara Bapak yang tinggal di sudut halaman dengan bekerja serabutan.
Bapakku yang penasaran dengan keramaian yang tidak biasa itu ikut bergabung.
Percakapan ini sebenarnya dalam bahasa Jawa. Tapi akan langsung ditulis ke dalam bahasa Indonesia agar lebih cepat dimengerti.
“Kemarin saya diperingatkan Kyai, hati-hati ada yang cari tumbal.” ujar Pak Mul.
Memang, kemarin saat pencarian bocah yang hilang, selain melibatkan Tim SAR, ada beberapa orang yang meminta bantuan Kyai.
“Zaman sekarang percaya, tidak percaya. Tapi memang harus waspada. Kapan hari juga cucunya pak Wan hilang kan kabarnya?” tanya Pak Tono. Sebut saja, pak Wan adalah nama Bapakku.
Pak Mul terdiam menatap Pak Salim. Kemudian Bapakku bergabung ke dalam percakapan.
“Panjang umur! Gimana pak Wan? Cucunya yang hilang sudah ketemu kan?” tanya pak Tono tanpa beban.
“Sudah! Ada apa ya kok kumpul-kumpul siang-siang begini?” tanya Bapakku.
“Ini, kata Pak Mul kita diimbau untuk hati-hati. Jaga anak-anak di rumah karena katanya musim tumbal!” jelas pak Tono.
Mendengar itu Bapakku cukup terkejut. Lalu menatap Pak Mul.
“Begini pak… Mmm..” Pak Mul tampak ragu untuk memulai, sambil kembali menatap Pak Salim.