Kisah Nyata Horror: Chandik Ala

Selang beberapa saat, tibalah saatnya komuni. Biasanya setelah komuni, anak-anak akan berbaris dan menerima berkat dari Rama.

Kagetlah Ibuku. Harusnya Tian juga ada di dalam barisan tersebut. Tapi diamati sampai akhir, Tian tidak ada di barisan.

“Pak! Tian mana?!” tanya Ibuku.

“Tadi keluar sebentar buang sampah katanya.” jawab Bapakku berusaha tenang.

“Lha ya mana?! Cari!” balas Ibuku mulai panik.

Bapakku berkeliling gereja. Dicarinya di tiap sudut gereja. Tidak ada tanda-tanda kehadiran Tian.

Berdegup kencanglah hatinya. Pandangannya makin gelap. Masa Tian hilang di gereja? Sulit untuk mempercayai ini. Lekas Bapakku kembali.

“Di mana?” tanya Ibu. Bapak hanya menggeleng.

Pucatlah wajah Ibuku. Untung misa segera berakhir. Larilah Ibuku ke sekeliling gereja. Berteriak ia, “Yan! Tian!” Tidak ada jawaban sama sekali. Biasanya Tian akan langsung menjawab panggilan Akung-Utinya. Ini tidak ada respon sama sekali.

Umat gereja mulai memandangi Ibuku. Bapakku mengambil motornya dan segera bersepeda menuju rumah. Di sepanjang jalan Bapakku berteriak, “Tian! Tian! Tian di mana?”

Salah seorang umat gereja kemudian mendekati Ibuku. “Bu, kenapa?”

“Tian.. Tian hilang!” jawab Ibuku. Segera umat ini kemudian memberi tahu umat lain yang masih di gereja untuk membantu mencari Tian. Bahkan Ibuku sampai berlarian ke kampung terdekat dari gereja.

Diperiksanya setiap sudut. Mulai dari tempat sampah, parit, pepohonan, hingga rumah-rumah warga. Nihil. Sepanjang jalan Ibuku berdoa dalam hati, “Tuhan Yesus! Tuhan Yesus! Tolong temukan cucuku! Tolong bawa pulang cucuku! Tuhan Yesus! Tuhan Yesus! Tolong Tuhan!”

Sementara Bapakku mencari menggunakan motor ke arah rumah. Barang kali Tian pulang sendirian. Jarak dari gereja ke rumah lumayan dekat, sekitar 700-800 meter.

Sesampainya di rumah. Sepi. Masuklah Bapakku ke rumah. Disusurnya rumah dari depan ke belakang, ke depan lagi. Tidak ada tanda-tanda Tian.

Segera Bapakku kembali ke gereja dengan motornya dan mencari Ibuku. Ditemuinya Ibu di tengah jalan. “Belum ketemu?”

“Belum!” jawab Ibuku panik.

Berputar-putarlah mereka selama hampir 2 jam di sekitar sana.

Latest articles

Related articles

Leave a reply

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!