“Mana? Sini ibu lihat?” pinta Ara.
“Ibu bilang kalau ayah orang yang tampan kan? Tapi bukan itu yang paling penting kan. Yang paling penting bahwa hati ayah begitu lembut dan ia orang yang amat baik hati kan?” tanya bocah itu pada Ara.
“Benar sekali! Anak ibu harus jadi seperti ayah!” puji Ara.
“Ini bu, bagus kan?” ujar Nod kecil memamerkan gambar wajah ayahnya. Ara terharu bahwa Nod kecil seperti sudah mengenali rupa ayahnya sendiri. Sekalipun itu hanyalah gambar anak usia lima tahun, namun Ara tahu persis bahwa yang digambar Nod adalah orang yang paling dicintainya.
“Bagus sekali nak! Kamu pasti akan jadi seperti ayahmu! Lukisanmu bagus sekali!” puji Ara lalu mengambil lukisan itu dan memasukkannya ke dalam bingkai. Meletakkannya di samping lukisan indah yang lain dari Nod. Sebuah lukisan yang menyimpan banyak cinta. Lukisan wajah Ara yang benar-benar cantik. Kini akhirnya mereka memiliki foto bersama.
Ara menggandeng Nod, anaknya ke ruang makan. Hatinya begitu tenteram ketika melihat gambar lucu anaknya. Ia merasa begitu beruntung pernah memiliki Nod.
“Nod, aku bersyukur pernah bersamamu. Kali ini aku membesarkan anak darimu. Tuhan menepati janjiNya untuk membuatku bahagia. Dan ya.. aku bahagia bersama keluarga dan anakmu. Terima kasih Nod telah memberikan cinta yang besar padaku…”
Kisah ini ditulis berdasarkan sebuah manga berjudul “Half and Half”. Ditulis ulang dengan nama tokoh yang berbeda dan setting cerita yang lebih pantas dan pas di Indonesia. Kamu tidak disarankan membaca “Half and Half” jika masih berusia di bawah 18 tahun karena memiliki muatan dewasa eksplisit di dalamnya.
Semoga kisah Nod dan Ara menghibur kamu semua! 🙂
Baca episode pertamanya di: Nod dan Ara, Sebuah Awal Kisah
Baca juga: