Tahu Begini Tak Usah Bertemu Saja hanyalah sebuah karya fiksi. Jika terdapat kesamaan nama karakter, kejadian, dan situasi dengan kejadian nyata hanyalah kebetulan. Harap pembaca menyikapi cerita pendek ini dengan bijak. Selamat membaca! Tekan mainkan pemutar musik dari Soundcloud untuk mendukung suasana membaca! 😀
“Ada 24 jam dalam sehari. Tapi kenapa saat ini aku begitu merindukanmu?” tanyamu menggodaku dari balik telepon.
“Mbel!” balasku singkat, geli dengan kata-kata yang tak biasanya kau ucapkan.
Hari-hari kita berlalu dengan mesra seperti biasanya. Kau perlakukan diriku bagaikan seorang putri raja yang tak boleh tersakiti.
Itulah yang membuatmu tak perlu mengeluarkan kata-kata romantis untuk merayuku. Segala perlakuanmu kepadaku. Segala hal kecil yang kau lakukan untukku. Aku tahu bahwa kamu mencintaiku.
Setidaknya begitulah yang kupikirkan. Hingga hari itu datang. Hari di mana semua orang terkejut. Tapi tak ada yang bisa mengalahkan rasa pahit yang kualami karena rasa kejut itu.
Saat ini aku lebih berharap bahwa aku menerima kabar duka darimu: Bahwa kamu meninggalkanku selama-lamanya karena kecelakaan. Sampai sekarang aku berharap lebih baik kamu mati saja!
Aku benci ketika aku mendengar seorang gadis datang sambil berlinangan air mata, “Kak.. aku hamil!”
Gadis itu adalah adikku sendiri. Pria kurang ajar macam mana yang tega menghamili adikku sendiri?!
Lalu kau muncul dari balik pintu. Mengucapkan kata yang kuharap tak pernah kau ucapkan, “Maafkan aku..” dan aku tahu itu artinya apa.
Ini adalah tahun kedua aku mengasingkan diri. Kuberanikan diri untuk melihat foto kalian berdua di pelaminan.
Tak kuasa air mataku mengalir begitu derasnya.
Tahu begini tak usah bertemu saja…
Baca juga: