Sang Pria yang Kembali dari Masa Depan

Posisi Ardi menjadi serba salah. Ia tak tahu harus bagaimana menghadapi tuntutan istrinya setiap hari. Padahal baru beberapa minggu ia keluar dari penjara. Sang istri sudah mengancam ini dan itu. Tapi ia tak menyangka bahwa ancamannya yang terakhir kali justru membuatnya benar-benar patah hati.

Ketika ia menatap jenazah istrinya, ia merasakan kebencian yang begitu dalam kepada wanita yang pernah ia cintai dulunya. Ia benci dengan sikapnya, keputusannya, tindakannya untuk meminang wanita yang bahkan tak mendukungnya dari sisi manapun. Ia kini bahkan beranggapan bahwa istrinya adalah pembunuh anak perempuan yang amat dikasihinya. Anak semata wayangnya, yang sedari dulu ia nantikan. Ia ingin menjadi ayah yang baik dan kemudian menunjukkan bahwa ia pun mampu membesarkan anak dengan baik.

via GIPHY

Ardi kini mendekap jenazah putrinya. Ardi menangis di tengah derasnya suara hujan. Ardi menangis sejadi-jadinya. Sambil tetap mendekap putrinya, Ardi berlari tanpa arah. Ia terus berlari sambil menangis. Ditinggalnya istri, sang pembunuh anaknya itu di rumah sendirian. Ia berlari dan berharap bahwa ia tak perlu mengalami semua ini. Ia berharap bahwa ia tak pernah meminang kekasihnya yang kini hanya menyakitinya. Ia berharap, ia dapat kembali ke masa lalu. Tapi dengan hati yang sudah terlanjur tenggelam ke dalam kegelapan, keinginannya hanyalah satu: membunuh wanita ini ketika masih menjadi kekasihnya.

Ardi tak sadar bahwa ia tengah berlari ke sungai besar yang ada di pinggir kota. Ia berlari begitu kencang, lalu kemudian tersandung. Dipeluknya erat-erat putrinya itu, namun lumpur yang ada di tepi sungai begitu licin sehingga menggelincirkannya jatuh ke dalam sungai.

Seketika itu juga semua menjadi gelap.

Latest articles

Related articles

Leave a reply

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!