Sang Pria yang Kembali dari Masa Depan

Hujan turun begitu derasnya malam itu. Ardi masih belum percaya dengan apa yang dilihatnya. Ia sama sekali tak menyangka bahwa orang yang paling dikasihinya melakukan suatu perbuatan keji. Bagaimana mungkin istrinya tega membawa putri mereka pada maut bersama dengannya. Ia melihat istrinya dan putrinya tergeletak lemas di lantai dengan mulut yang sudah berbusa. Ia tahu bahwa ia memiliki masalah dalam keluarganya, tapi tak selintas pun ia menyangka bahwa istrinya akan mengambil jalan pintas seperti ini. Sebuah jalan pintas yang keji baginya.

“Lebih baik kamu sengsara sendiri saja!” teriak istrinya padanya di pagi hari, saat Ardi kesekian kalinya pamit keluar untuk mencari pekerjaan. Ardi sendiri kesulitan mendapatkan pekerjaan karena ia mantan narapidana dengan tindak kejahatan pembunuhan. Sebenarnya ia tak bermaksud membunuh atasannya saat itu. Ia hanya berusaha membela anak buahnya yang tengah ditindas di proyek. Atasannya itu seenaknya saja menginjak-injak hak anak buahnya, bahkan mengancam untuk tidak memberikan upah. Maksud hati melerai pertengkaran yang ada, Ardi justru tak sengaja mendorong atasannya jatuh dari pinggir kerangka gedung.

Baca juga:

 

Saat peradillan, orang yang dibela Ardi justru tidak memberikan pengakuan bahwa Ardi membelanya. Justru orang itu menegaskan bahwa Ardi dengan sengaja mendorong atasannya karena ia yang cekcok. Belakangan Ardi tahu bahwa orang itu bersekongkol karena uang yang ditawarkan kepadanya cukup besar untuk membungkam kesaksiannya.

Ketika keluar dari penjara, Ardi dihadapkan pada kenyataan pahit lain, bahwa istrinya tengah dekat dengan pria lain. Tidak terima dengan itu, Ardi memaksa istrinya kembali padanya dan mengancam pria idaman lain istrinya. Berulang-ulang Ardi menyudutkan istrinya karena perilakunya yang seperti pelacur baginya. Sementara, sang istri hanyalah mengikuti naluri keibuannya untuk mempertahankan nyawa bagi dirinya sendiri dan bayinya. Seolah tak mampu melihat kemampuan yang lain, sang istri lebih memilih menyeleweng dibanding berusaha dengan cara yang lain.

Latest articles

Related articles

Leave a reply

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!