‘Cklik cklik cklik cklik cklik’ suara keyboard yang tersentuh oleh tarian jari penulis terus mengisi kesunyian malam itu. Sesekali suara-suara keyboard yang beradu dengan permukaan jemari si penulis terhenti, sesekali berbunyi begitu cepat, seperti membuat irama yang memiliki seni tersendiri, menggambarkan bagaimana cepatnya otak sang penulis menorehkan cerita ke dalam layar digitalnya.
Pria ini adalah seorang penulis kisah horror. Ia menjadi semakin tenar, sekalipun dalam nama samaran, karena cerita-ceritanya sukses membuat bulu kuduk pembacanya merinding, bahkan hingga benar-benar ketakutan. Hampir semua cerita berdampak demikian bagi pembacanya.
Baca juga:
Tapi, satu yang tak diketahui oleh pembaca, mengapa tulisan-tulisannya bisa sukses menggiring pembaca untuk takut adalah karena sebagian besar ceritanya adalah kejadian nyata. Tak jarang, si penulis juga merasa ketakutan ketika menuliskan itu. Seperti pelukis, seolah-olah, sosok yang dikisahkan dalam cerita-ceritanya hadir. Belum lagi ketika ide membanjirinya di tengah malam. Ia terbangun begitu saja, ingin menolak inspirasi karena kantuk, tapi tetap tidak bisa karena inspirasi brilian hanya datang sekali. Maka ia mengalahkan kantuknya dan kemudian terus menuliskan kisah tersebut.
Pernah di suatu malam, si penulis terbangun jam 2 pagi. Begitu sunyi sepi, namun langsung berubah menjadi mencekam, ketika tiba-tiba, penulis tidak sadar bahwa waktu sudah menunjukkan jam 3 pagi. Lekas-lekas ia kembali tidur (dan kebetulan ceritanya sudah selesai). Ia selalu menghindari jam 3, terutama ketika lewat lima belas menit. Baginya, itu adalah jam yang amat berbahaya apabila digunakan untuk berjaga. Malam mencapai titik paling mencekamnya pada jam segitu.