Penulis Kisah Horror

Awalnya semua tampak baik-baik saja ketika ia merebahkan diri ke kasur. Tapi betapa terkejutnya dia ketika ia merasakan tubuhnya terhentak ke bumi. Perutnya begitu sakit. Ia membuka sedikit matanya dan kemudian menyaksikan sesosok bertubuh besar sedang asyik mendudukinya. Tampaknya ia benar-benar tahu bahwa si penulis kisah Horror ini belumlah tidur. Napas si penulis ini tersengal-sengal karena sesak ditindih oleh beban berat tubuh yang tak ia kenali itu. Belum puas dengan hanya mendudukinya, mahluk itu kini melompat di dalam kegelapan. Mata merahnya menyorot si penulis begitu tajam, dan.. Blamm! Si penulis kini tak sadarkan diri akibat ‘smack down’ telak dari mahluk misterius itu.

Baca juga:

 

Sejak saat itu, penulis selalu menghindari menulis kisah Horror di malam hari, terutama jika ia kebanjiran ide pada saat itu, ia tidak akan lagi mempedulikannya. Tapi malam itu berbeda. Malam itu adalah malam terbaik bagi si penulis. Ini bulan ketiganya ia memutuskan untuk berpiash dari keluarganya di rumah dan hidup mandiri. Ia berhasil membeli sebuah rumah murah di pinggir kota dengan hasil uang jerih payahnya sendiri. Malam itu menjadi begitu gemilang ketika ia kepikiran ide iseng untuk membuat sebuah kisah Horror mengenai satu keluarga yang dibunuh oleh perampok.

Tentu saja, seperti biasa, ia menuliskan sebuah kisah nyata. Tapi kini ia menggunakan rumah barunya sebagai settingannya. Kisah yang ia tulis adalah kisah keluarga dari rekan ayahnya yang telah dibunuh oleh sekelompok perampok di sebuah desa di Malang. Tragis benar, perampokan sadis itu hanya menyisakan seorang anak yang saat itu seumuran dengannya. Anak itu selamat berkat tubuh mungilnya yang muat masuk ke dalam ember penyimpanan air di dalam kamar mandi. Ia bertahan selama tiga jam di dalamnya. Sungguh kuatlah keinginan hidup anak itu karena tidak mudah bertahan dalam pengapnya ember selama berjam-jam.

Begitu asyik si penulis itu menulis, memikirkan plot tak terduga dari cerita yang sedang ia garap, sampai-sampai ia tak menyadari pintunya tengah diketuk sampai tiga kali. Ketika ketukan yang keempat begitu keras disertai dengan suara seorang pria, tersadarlah si penulis kemudian menuju ruang tamu. Rupanya mas-mas ojek online mengantarkan pesanan pizzanya. Ia membelinya karena kekasihnya akan menginap malam ini. Tentu saja, ia ingin menikmati pizza bersama kekasihnya malam itu.

Ia kemudian melanjutkan ceritanya sehabis meletakkan pizza di meja makan. Kini ia sampai pada adegan pembunuhan sadis yang dikisahkan secara detail. Bagaimana gorok menyayat leher sang istri, bagaimana timah panas menyambar dada sang suami, bagaimana leher si kakak dipatahkan, dan kemudian mayatnya dibuang ke sungai yang tak jauh terletak dari rumah mereka. Kemudian kembali ia terlarut dalam keasyikan itu, ia terkejut lagi ketika ia mendengar suara ketukan pintu berulang kali. Terdengar tidak begitu sabar. Penulis beranggapan bahwa yang mengetuk tidak sabar adalah kekasihnya yang tukang ngambeg itu. Ia juga akhirnya berpikiran untuk memasang bel pintu agar ia bisa dengan jelas mendengar jika ada orang yang berkunjung ke rumahnya.

Ia kemudian melangkah ke depan. Sampai di depan pintu ruang tamu, ia begitu terkejut. Suara ketukan pintu itu ternyata bukan berasal dari pintu depan.. tapi..

Pintu belakang.

Kini ia benar-benar merinding. Ia membuka pintu depannya untuk berjaga-jaga melarikan diri apabila ada hal aneh terjadi di rumah ini.

Latest articles

Related articles

Leave a reply

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!