Penulis Kisah Horror

Ia melangkah ke pintu belakang, memastikan bahwa bukan maling lah yang ada di belakangnya. Sedikit berharap, bahwa itu sungguhan maling yang datang dan bukan yang lain.
Ketika ia tepat berdiri di depan pintu belakang, suara ketukan itu terhenti. Ia membuka pintu belakang perlahan-lahan. Lalu kemudian menengok keluar. Tak ada hal yang aneh. Hanya jemuran yang belum kering yang tak bergerak sama sekali dan rerumputan di bawahnya yang basah akibat tetesan air dari jemuran.

Perhatiannya langsung teralih manakala suara ketukan pintu terdengar lagi.

Dari dalam rumahnya.

Tepatnya.. dari dalam kamar tidurnya yang sedang ia tutup rapat.

Si penulis kisah Horror itu kini gemetar melangkah menuju kamarnya. Suara ketukan itu terus berbunyi, bahkan semakin kencang dan cepat.

Awalnya “tok! tok! tok!” kemudian berubah menjadi “DOK! DOK! DOK!”

Keringat dingin kini mengucur dari pelipisnya. Ia tak begitu yakin mengapa tubuhnya tergerak begitu saja untuk mendekati kamar. Padahal ia bisa saja mengabaikannya dan menunggu kekasihnya datang untuk memeriksanya bersama.

Ketika ia sampai di depan pintu kamar, suara itu sempat terhenti.
“DOK! DOK! DOK! DOK! DOK!” tapi kemudian berbunyi semakin kencang. Cukup kencang hingga membuat si penulis terhentak kaget melompat ke belakang hingga beberapa langkah jauhnya dari pintu.

Kini akhirnya si penulis memberanikan diri. Ia melangkah dengan pasti menuju pintu kamarnya. Dibukanya perlahan. Ia mengintip kamarnya. Samar-samar ia melihat tubuh wanita tengah tergantung tepat di atas tempat tidurnya. Belum selesai ia menyaksikan seluruh kamarnya, tiba-tiba sebuah tangan besar datang menyambar kepalanya. Menariknya ke dalam kamar. Sebuah tangan yang berasal dari mahluk yang sama persis yang menduduki si penulis itu pada malam yang lampau. Dengan mudah si penulis terseret ke dalam kamar. Mahluk raksasa mengerikan itu langsung memasukkan penulis itu ke dalam semacam kantong yang dibawanya, lalu kemudian menghilang bersamanya.

Tak lama kemudian, sang kekasih tiba ke rumah. Sayang sekali ia terlambat. Kini hanya pizza hangat yang menantinya. Dengan komputer menyala dan kisah Horror yang belum selesai.

Sang penulis kisah Horror menjadi bagian dari kisah Horror itu sendiri saat ini.

Baca juga:

Latest articles

Related articles

Leave a reply

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!