Hahahahaha! Hihihihi! Hohohohohoo! Wakakakakakakak! Bahahahahak! Itulah jenis-jenis tawa yang biasa kita baca dari novel ataupun komik, atau chat sehari-hari. Padahal kalau ngetik semua itu dengan muka datar. Wkwkwkwkwk..
Bagaimanapun, tertawa dan senyum adalah sebuah bahasa universal. Setiap orang yang tertawa menandakan bahwa dirinya bahagia atau terhibur. Orang yang dapat tertawa dengan lepas mampu melepaskan semua stress yang dibawanya sehingga beban hidup terasa lebih ringan. Tapi kamu pasti teap penasaran kan, kenapa kita bisa ketawa kalau mengetahui sesuatu yang lucu atau ketika kita terhibur? Yuk simak sedikit penjelasannya di bawah ini!
Penelitiannya belum selesai
Waduh! Kecewa dong? Mau baca artikel ini, eh malah nggak dapat penjelasan. Hahahaha.. Tapi ini serius, bahwa ilmuwan belum selesai meneliti kenapa orang bisa tertawa. Yang peneliti tahu, sederhananya adalah begini: reseptor menerima rangsangan (bisa melalui indra apa saja), setelah itu impuls diteruskan melalui syaraf ke otak dan otak akan memerintah sejumlah otot di wajah dan suara untuk membuat ekspresi senang dan tertawa karena rangsangan tersebut. Yap! Ketawa secara sederhana hanya dapat diartikan sebagai respon otak untuk menggapi rangsangan tertentu. Tentu saja, respon otak setiap individu berbeda-beda tergantung pengalamannya masing-masing. Ada yang bisa tertawa karena lelucon, tapi di sisi lain ada orang yang menilai bahwa lelucon itu nggak lucu sama sekali karena sudah pernah mendengar sebelumnya. Ada yang peka dengan gelitik, tapi ada juga yang berkulit tebal sehingga nggak akan ketawa sama sekali ketika digelitik (badak misalnya).
Baca juga:
Respon otak berkaitan dengan listrik juga
Otak yang memerintah sejumlah otot untuk tertawa adalah otak yang berada di bagian depan sebelah kiri atas. Luasnya kira-kira 2 cm2. Namanya lobus frontal. Ketika bagian otak tersebut diberi rangsangan listrik alias disetrum (dengan arus kecil ya tentunya), seseorang akan tertawa. Jadi ketika seseorang bahagia, merasa lucu ketika mendengarkan sebuah lelucon, atau hal-hal lainnya yang membuat dia tertawa, itu artinya otak yang memerintah instruksi tertawa sedang dialiri listrik. Bayangkan kalau seandainya kita tertawa terus menerus karena ada kejadian yang lucu banget? Wahh. otak kita kebanjiran listrik. Panteeeess.. kalau ada orang seuka ketawa-ketawa sendiri sering diejek ‘korslet tuh orang!’. Ya emang bener, arus listrik di otaknya berlebihan kali ya? hehehehe..
Baru bisa dilakukan saat usia 4 tahun
Tahukah kamu kalau manusia baru bisa benar-benar ketawa ketika berusia 4 tahun? Kalau aku sih nggak inget bener kapan pertama kali aku ketawa. Yang jelas, bayi yang baru lahir pasti sudah bisa tersenyum. Mungkin maksudnya baru bisa tertawa terbahak-bahak kalu usianya 4 tahun kali ya? Ketawa yang sampai kebatuk-batuk itu. Hahaaha..
Baca juga:
Dalam kondisi tertentu, seseorang yang tertawa bisa juga membuka saluran air mata tanpa sadar. Mungkin karena otaknya bingung, otot mana lagi yang harus diperintah, jadi sampai-sampai membuka saluran air mata. Itu sebabnya, kadangkala ketika kita tertawa terpingkal-pingkal bisa juga menyebabkan tertawa sambil menangis. Tapi jangan menangis dalam tawa yaa? Air mata buaya dong namanya!
Ketawa itu bermanfaat banget!
Yupps.. ketawa itu bermanfaat banget. Yang paling kentara adalah, orang akan selalu menganggap kamu sebagai orang yang bahagia. Mudah senang. Dan tidak tertekan oleh berbagai masalah. Dari sisi biologis, ketawa bermanfaat untuk membakar sejumlah kalori dan mengencangkan otot-otot wajah sehingga terlihat lebih awet muda dibandingkan orang yang kerjaannya tiap hari cemberut terus.
Dari segi kesehatan, ketawa dapat memberimu manfaat, antara lain: 1) meningkatkan denyut jantung (kaitannya dengan pembakaran kalori); 2) tekanan darah ikut naik (nggak usah khawatir, kamu nggak akan sampai stroke kok!); 3) menurunkan kadar zat kimia dan hormone yang berlebih dalam tubuh kita (terutama ketika sedang stress, seringkali hormone ini membuat kita ulsit ketawa); 4) cara napas berubah (jadi terengah-engah..hahaha.. jelas bukan.. jadi lebih terbuka dan mampu menyimpan lebih banyak udara); 5) imunitas meningkat (jadi nggak gampang sakit deh!).
Jadiii.. itu tadi alasan kenapa kita bisa ketawa.. Ketawa itu sehat lho.. Tapi ketika kamu udah meulai ketawa secara nggak terkendali kamu juga harus waspada. Siapa tahu ada kerusakan pada otakmu sehingga kamu harus segera memeriksakan diri (ini serius). Itu aja Kenapers.. Sampai jumpa lagi di artikel lainnya!
Baca juga: