Cerita ini dibuat berdasarkan kisah nyata menyeramkan tentang kasus tumbal Chandik Ala. Diharapkan kebijaksanaannya dalam membaca. Tetap tawaqal dan terus jaga kesehatan!
Senin, 11 Maret 2024
Kelabu menimpa keluarga seorang bocah berusia 4 tahun. Lubang menganga di hati mereka kala memastikan jasad di hadapan adalah benar jasad bocah yang dicinta.
Kemarinnya dipastikan menghilang. Sepeda di tengah jalan dan sandal di tepi kali menjadi saksi bisu. Ke mana? Kenapa? Jangan katakan ke kali itu ya nak?
Kenyataan selalu lebih pahit dari pada harapan.
Ditemukan di tepi sungai, dalam keadaan tertelungkup di batu di bawah pohon yang rindang. Kira-kira lima ratus meter jauhnya dari lokasi sepeda dan sandalnya.
Bertanyalah orang, “Ke mana induk-ayahnya? Di mana saudaranya? Kenapa bermain sendirian?”
Percayalah, tidak ada yang bisa disalahkan di sini. Celaka adalah lengah yang ditakdirkan. Kita yang di luar hanya bisa belajar untuk lebih waspada. Walau lengah selalu bisa terjadi kapan saja. Menimpa siapa saja.
Seperti yang dialami oleh bapak-ibuku.