Kamu Berminat Jadi Dalang? Inilah Sekolah Dhalang Resmi Keraton!

Berdiri tanggal 27 Juli 1925 atas titah Sri Sultan HB VIII, Habirandha merupakan lembaga milik Keraton Yogyakarta. Didirikan dengan tujuan awal terutama untuk memberikan ketrampilan lebih anak-anak abdi dalem dhalang.

Tetapi yang terjadi sekarang justru anak dalang kurang tertarik belajar di Habirandha. Anak dalang rupanya merasa cukup belajar langsung dengan mengikuti pentas orangtuanya. Akibatnya, kepatuhan mengikuti sistem yang diberikan pamulangan menjadi kurang optimal.”Habirandha sendiri kependekan dari kata hanindakake biwara rancangan dhalang,”kata KRTCermoWidyo Kusumo, kepala pamulangan pedhalangan “Habirandha” Keraton Yogyakarta.

Karena itulah, peserta didik Habirandha sekarang ini justru kalangan umum dengan profesi beragam, seperti mahasiswa, pamong, guru, dan dosen. Saat ini, siswa yang tercatat sebanyak 33 siswa. Pelajaran yang diberikan kepada mereka terutama adalah teknis pentas pakeliran, seperti cepeng sabetan, kandha carito, dan suluk sekar. Pertimbangan mendahulukan pelajaran itu karena dari pengamatan selama proses pembelajaran, rata-rata siswa ingin segera bisa tampil pentas.

Wayang kulit
Wayang kulit

KRT Cermo Widyo Kusumo mengisahkan, sejak dikukuhkan sebagai kepala pamulangan, dia segera melakukan perubahan sistem pembelajaran. Dulu hanya ada satu jenjang pembelajaran yang harus ditempuh minimum 3 tahun. Sekarang, KRT Cermo Widyo Kusumo merubahnya menjadi dua jenjang.”Tingkat pemula 2 tahun dengan volume pertemuan 3 kali seminggu. Jika siswa lulus diizinkan masukjenjang selanjutnya, tingkat madya yang juga harus ditempuh selama 2 tahun,” paparnya. Siswa madya sekarang juga harus menambah waktu belajarnya karena ada materi susulan berupa pelajaran pranata adicara bantuan dari Dinas Pendidikan dan Pengajaran yang merupakan bagian dari program lifeskillatau kecakapan hidup bagi para dalang.

Sesuai tujuannya merancang calon dalang, alumni Habirandha dipastikan sudah trampil melakukan pentas ndhalang. Ada dua macam golongan dalam predikat dalang. Pertama, siapa pun yang menjadi sentral figur saatdi pakeliran dan kedua, dalang dalam arti profesi.”Yang berhak memberikan predikat apakah seseorang layak disebut dalang atau bukan adalah masyarakat. Jadi, Habirandha sebenarnya hanya merancang dalang dan bukan mencetak orang menjadi dalang,” kata KRT Cermo Widyo Kusumo.

Siswa yang lulus tingkat pemula sudah bisa pentas singkat dengan lakon wajib Aji Norontoko yang disederhanakan. Misalnya, pelajaran cepeng sabet kapalan di mana dalang harus mampu memegang tiga wayang sekaligus dengan satu tangan atau pentas cakilan yang juga memerlukan tekniktinggi untuk melakukannya.

Pedhalangan
Pedhalangan

Di tingkat madya, para siswa selain harus melengkapi ketrampilan yang belum diberikan di tingkat pemula, juga diberikan pembekalan mengenai lakon-lakon balungan yang biasanya dimintai masyarakat hajatnya. Misalnya, lakon Lahire Wisanggeni untuk hajatan tingkep, lakon Rabine Gatotkaca untukpernikahan atau Sri Mulih untuk mertidesa.

Di tahun kedua tingkat madya, fokus siswa adalah tampil praktik. Karena itu, sekali dalam seminggu pasti ada pentas, meski kemasannya dipadatkan. Untuk itu, Habirandha bekerjasama dengan beberapa stasiun radio untuk menyediakan waktu bagi siswa melakukan siaran tunggal.

Kisah wayang
Kisah wayang

Resep Habirandha yang bisa bertahan selama 80 tahun ternyata cukup sederhana. Menurut KRT Cermo Widyo Kusumo, sebuah lembaga pendidikan biasanya bubar karena faktor tidak memperolah siswa yang akhirnya mempengaruhi pengadaan dana operasional. Sedangkan di Habirandha, para pamongnya terdiri para abdi dalem, disamping 6 orang bantuan dari pemerintah. Bagi abdi dalem, menjadi pamong pamulangan adalah dhawuh dalem. Dhawuh dalem itu, lanjut KRT Cermo Widyo Kusumo, tidak pernah bertanya apakah diparingi bayar atau tidak, ada nya nuwun inggih sendika. “Kalaupun diberi, kami tidak menganggapnya sebagai ganti jerih payah, tapi merupakan sih dalem. Saya ini kepala sekolah, “gaji” saya sebulan Rp 12.500,-. Untuk bensin saja tidak cukup, tapi saya dengan penuh kesanggupan melakukannya dengan senang hati, karena kami merasa mendapatkan suatu berkah di luar uang tersebut,” papar KRT Cermo Widyo Kusumo panjang lebar.

Biaya belajar di Habirandha juga cukup terjangkau. Lembaga ini terletak tidak jauh dari Pagelaran Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, di selatan Alun¬alun Utara. Ki Timbul Hadi Prayitno dan Ki Anom Suroto secara incognito (tidak terang¬terangan) ternyata pernah belajar di Habirandha.

Latest articles

Related articles

Leave a reply

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!