“Setelah membunuhnya.. Inah tetap menggendongnya selama 2 hari. Menganggap anaknya yang sudah berusia 3 bulan itu masih hidup. Warga yang curiga terhadap kesunyian di rumah Inah melapor kepada polisi.” Warso melanjutkan.
“Kesunyian?” Donny bertanya keheranan.
“Anak Inah sering menangis. Tetapi ketika tidak ada lagi suara tangisan bayi di rumah Inah, justru warga curiga.”
“Dan akhirnya polisi yang mengambil paksa jasad anak Inah dan mengetahui bahwa Inah sendiri lah pembunuh anaknya?” duga Donny.
“Benar. Tetapi karena ia sakit jiwa maka ia ditahan di sini.” Warso menambahkan.
Donny memahami mengapa Sarinah menjadi seperti itu. Wanita yang sungguh tersakiti, bisa jauh lebih kejam dari diktator mana pun. Ditambah lagi, penyakit depresinya membuat Sarinah menjadi pembunuh berdarah dingin.
“Sebaiknya Anda lewat jalan yang ramai.” Saran Warso ketika sampai di depan mobil Donny.