Nama John List dikenal sejak ia menghabisi seluruh anggota keluarganya di Amerika. Melalui perbuatannya ini List menjadi buronan polisi selama 18 tahun lamanya setelah membunuh ibu, istri dan ketiga anaknya. Sebelum meninggalkan rumah mewahnya, buronan ini sempat meninggalkan surat kecil mengenai perbuatannya.
Pada 1965 List memiliki sebuah rumah besar dengan belasan kamar dan ballroom. Terdapat belasan kamar yang berisi perapian marmer yang indah. Sayangnya pada 1971 rumah mewah ini habis dilahap api. Anehnya, kebakaran ini terjadi hanya beberapa bulan setelah pembunuhan masal keluarga List terungkap.
Seperti Apa Latar Belakang Keluarga John List?
List sempat bergabung dengan militer Amerika sepeninggal ayahnya hingga mencapai letnan 2. Lalu ia memutuskan keluar dan mulai berkuliah di Universitas Michigan. List belajar hingga mendapat gelar master dalam bidang akuntasi.
Pada 1951 John List menikah dengan Helen List dan memiliki 3 anak yaitu Patricia List, John Jr List, dan Frederick List. Karir List dalam bidang akuntansi mencapai kesuksesan yang sangat memukau hingga ia bisa membeli sebuah rumah besar di New Jersey. Dalam rumah ini List tingga bersama ibu, istri, dan ketiga anaknya.
Segala sesuatunya tampak baik-baik saja untuk keluarga List. Ekonomi baik, anak-anak yang baik, rumah mewah, tidak ada yang kurang. Sampai akhirnya, tahun 1971 di usianya ke 46 tahun, List dipecat dari Bank tempat ia bekerja.
List berjuang keras untuk mendapatkan pekerjaan baru namun tidak berhasil. Karena gengsinya, List tidak ingin mengaku kepada keluarga dan rekan-rekannya bahwa ia dipecat dan belum mendapat pekerjaan. Akhirnya List menghabiskan sepanjang waktu di stasiun dengan membaca koran.
List tidak mempunyai pilihan lain untuk membayar rumahnya selain mencuri uang di rekening ibunya. Karena List termasuk orang berkepala besar dan berkeinginan untuk menjaga reputisanya, List hanya mempunyai satu pilihan untuk keluarganya.
Pembunuhan Masal Keluarga John List
Pada akhr 1971 List pulang dan menghabisi keluarganya satu per satu menggunakan 22 calibre Colt Revolver and 1918, pistol otomatis steyr Jerman.
Korban pertama List adalah istirnya yang sedang menikmati kopi setelah anak-anak berangkat sekolah. List memasuki rumah dan langsung menembak Helen tepat di kepalanya. List membawa tubuh Helen ke Ballroom dan memasukkannya ke dalam sleeping bag.
Korban kedua adalah ibunya, yang berusia 85 tahun. Saat itu, Alma berada di kamarnya di lantai tiga. Karena ukuran badannya, List tidak bisa membawa ibunya turun dan menyandingkannya dengan Helen di ballroom.
Korban selanjutnya adalah Patricia, dia pulang sekolah lebih awal karena merasa kurang enak badan. Patricia memasuki rumah dan saat itu juga List menembak putri sulungnya di kepala. Ia juga membawanya ke ballroom dan meletakkannya di samping Helen dalam sleeping bag.
Tiba waktunya Frederick pulang sekolah, List pergi menjemput Frederick dan membawa anak malang ini kembali pulang. Dengan pistol yang sama, List menembak Frederick begitu ia memasuki rumah. Ia melakukan hal yang sama pada Frederick seperti Helen dan Patricia di ballroom
Polisi menemukan bukti adanya perkelahian antara John Jr dan ayahnya setelah John Jr terkejut begitu ia masuk rumah. Karena amarahnya, List menembak John sebanyak sepuluh kali. List membawanya ke ballroom dan juga memasukkannya ke dalam sleeping bag.
Sejak kecil List tumbuh dalam keluarga Katolik yang taat, sehingga membuat List mengaku melalui surat kepada Pastor atas perbuatannnya. Selanjutnya, List menghentikan semua langganan dan menelepon sekolah anak-anaknya yang menyatakan bahwa mereka akan liburan. List menghilangkan fotonya dari foto keluarga menggunakan gunting. Kemudian List melanjutkan tidurnya di rumah. Keesokan harinya sebelum meninggalkan rumah, List menyalakan semua lampu dan radio.
Pembunuhan Masal Terungkap
Pembunuhan ini mulai terkuak setelah lebih dari satu bulan lamanya. Para tetangga juga merasakan kejanggalan karena tidak ada pergerakan. Begitupula kerabat dan teman-temannya yang tidak menyangka mereka akan pergi berlibur.
Polisi memasuki rumah ini pada 7 Desember 1971 dan menemukan 6 mayat beserta catatan List. Sehingga mereka menambahkan List dalam daftar buronan. FBI menemukan mobil List di Kennedy Interntional Airport sehingga memunculkan dugaan bahwa List menyamar sebagai DB Cooper yang terjun dari pesawat dengan banyak uang. Alasannya, karena kejadian ini terjadi tiga minggu setelah List menghilang.
John List Ditemukan Setelah 18 Tahun
Frank Bender, orang baru yang dipekerjakan oleh FBI pada tahun 1989. FBI memintanya membuat patung lilin yang dapat menggambarkan bagaimana penampilan List sekarang. Prediksi psikologi menyatakan bahwa List akan memakai kacamata yang mirip dengan kacamatanya semasa kecil untuk mengingatkan masa-masa indahnya,
Prediksi psikolog tersebut benar-benar akurat. Pada 1 Mei 1989, kasus ini tayang di acara America’s Most Wanted dan berhasil mendapatkan informasi dari seorang wanita di Richmond. Wanita itu menyatakan bahwa tetangganya mempunyai kemiripan dengan patung lilin itu yang juga seorang akuntan bernama Robert Clark.
Pada 1 Juni 1989, polisi berhasil menangkap Clark setelah berbicara dengan istrinya, Mrs Clark. Menurut pengakuannya, List melarikan diri ke Colorado lalu ke Richmond dan mengganti identitasnya menjadi Robert Clark.
Penjatuhan Hukuman John List
Mulanya List menyangkal tuduhan pembunuhan masal dengan alasan mengidap PTSD. List menggunakan alasan ini agar terbebas, ditambah lagi catatan militer memperkuat alasan ini. Namun Jaksa tidak sebodoh itu untuk menolak alasan ini.
Jaksa menjatuhi hukuman mati kepada List. Namun List bersikeras soal alasannya tidak bunuh diri adalah karena takut akan dosa. List juga menyatakan bahwa ia harus masuk ke surga, sehingga ia bisa bersatu kembali dengan keluarganya.
Tentu saja, pernyataan tersebut bertolak belakang dengan pernyataan List menganai alasannya meninggalkan rumah dan jasad keluarganya begitu saja. Menurut pengakuannya dia melakukan hal itu agar jasad mereka tidak ditemukan.
Akhirnya, pada 2008 List meninggal di usia 82 tahun di penjara New Jersey.