Kerap Thomas mencibir kekurangannya. Viollette bahkan kini tak merasa dirinya cantik. Tapi ia hanya mengininkan Thomas bahagia. Hanya saja.. Natasha juga sudah akan menikah beberapa minggu lagi. Thomas hari ini ingin menjemput Natasha dan mengungkapkan perasaannya. Viollette merasa ini semua salah.
Baca juga:
Ketika kereta akan berhenti, Thomas berbalik dan berkata kepada Viollette,
“Kadang aku tak mengerti …
Mengapa ada saat, di mana perasaan kita tak dapat terkendali …
Ada saat di mana kita bahkan tak mengenali perasaan itu ..
Semua mengalir begitu saja, tapi juga bisa mengombak kapan saja..
Apakah salah diriku ini?
Menjatuhkan cintaku padanya?
Ataukah semua ini menjadi salah, karena yang kucintai bukanlah dirimu?”
Thomas mengucapkan untaian kata yang benar-benar berasal dari hatinya. Mata Thomas tampak berkaca-kaca.
Seketika, Viollette menaruh kepenuhan empatinya pada Thomas dan rela melepaskan segalanya. Ia berkata,
“Tak ada yang salah padamu Thomas ….
Aku tahu, betapa kau mencintai Natasha …
Tak ada yang lebih penting bagiku, selain membiarkan perasaan cintamu yang tulus membuatmu bahagia, jika itu karena cintamu pada orang lain.
Aku di sini akan melihatmu, dan turut berbahagia karena kau dapat berbahagia dan merayakan cintamu.”
Terdengar seruan peluit kereta. Tanda bahwa kereta benar-benar telah berhenti. Satu per satu penumpang turun dari kereta. Termasuk, seorang gadis dengan gaun merahnya yang menawan.
“Kau tampak gugup.. Pergilah! Sambutlah dirinya…” ucap Viollette pada Thomas samibil tersenyum manis.
Thomas tertegun tak percaya melihat ketulusan Viollette. Ia berbalik badan, melangkah menuju Natasha. Tapi tak terasa air matannya berderai membasahi pipinya. Ia tak mengerti perasaan apa yang telah menguasai dirinya. Semakin Thomas mendekati Natasha, entah mengapa semakin berat hatinya. Seketika itu juga Thomas berbalik, berlari kepada Viollette.
Viollette yang semula tersenyum pasrah melihat Thomas pergi menuju saudarinya, terkejut bukan main ketika melihat Thomas berbalik dan berlari menujunya. Thomas memeluknya hingga Viollette terangkat. Kemudian mendekapnya lalu menciumnya. Itulah ciuman pertama yang dirasakan oleh Viollette dari kekasihnya.
“Maafkan aku. Vio, kaulah cinta sejatiku! Aku yang terlalu buta tak menyadarinya hingga saat ini. Kaulah cintaku. Kaulah gadis yang memiliki hati tercantik di dunia ini.”
Viollette tampak begitu tak percaya mendengar semua yang dikatakan Thomas. Sudah sejak lama Thomas menginginkan Natasha, dan kemudian ia melepaskannya justru ketika Viollette merelakannya.
Kini Viollette tampak begitu bahagia dalam pelukan Thomas. Begitupun Thomas akhirnya menemukan cinta sejatinya. Ia bertemu dengan gadis yang amat tulus cintanya.
Baca juga: