Aku Ingin Selalu Bersamamu

“Cepatlah! Aku bisa kedinginan!” kata Ara yang kini hanya mengenakan pakaian dalam dan bersiap-siap untuk dilukis.

“Apa yang kamu lakukan?!” teriak Nod panik dan wajahnya memerah. “Kamu bisa tetap mengenakan pakaianmu!” ujar Nod.

“Apa?! Aku kira aku harus tak berbusana untuk dilukis!” teriak Ara malu.

“Siapa yang bilang?! Pffft.. Aku bukan pelukis yang seperti itu! Kamu bisa mengenakan pakaianmu sekarang!” ujar Nod geli setelah sebelumnya sudah membalik badannya, mengalihkan pandangannya dari tubuh Ara. Malu-malu mau melihat kemolekan Ara.

Baca juga:

 

“Kenapa kamu tidak bilang dari tadi sih?!” Ara kini mengomel malu sambil mengenakan pakaiannya.

Kini Nod sudah bersiap di depan kanvasnya. Sementara Ara duduk di balik kanvas. Nod mulai menggores garis-garis yang kemudian memotret kecantikan Ara. Garis wajah yang lembut, mata yang bulat. Bulu mata yang lentik. Alis yang begitu cantik seperti torehan tinta sempurna dari sang mahakuasa. Rambut yang panjang berwarna hitam sempurna menyibak.

“Jangan gerak-gerak!” protes Nod.

“Aku lelah dan bosan! Kenapa melukisnya lama sekali?!” balas Ara.

“Sejak kapan karya indah dibuat dengan proses yang singkat?” tanya Nod.

Situasi menjadi hening seketika.

“Nod!” “Ara..!” baik Nod dan Ara bersamaan memanggil nama mereka. Kini suasana menjadi canggung. Wajah mereka berdua memerah.

“Aku tahu apa yang ingin kau katakan.” ujar Ara dengan senyum yang malu.

“Bukankah akan jauh lebih baik, jika kita seperti ini? Terus bersama sampai kapanpun?” tanya Nod.

“Kamu berusaha merayuku?” tanya Ara kegirangan.

“Aku tak tahu apa rencana Tuhan membuat kita terjebak seperti ini. Aku memang pernah berpacaran dengan Helen cukup lama. Tapi jika dibandingkan perasaan ini. Sekalipun melalui hari yang amat singkat. Rasanya perasaan itu tak sebanding…” jelas Nod. Ara masih tersenyum mendengarnya.

“Bukankah sebaiknya kita pacaran?” tanya Nod tanpa basa-basi. Ara tersenyum dengan amat manis. Membuat wajah Nod memerah.

“Jangan bergerak-gerak!” protes Nod lagi.

“Aku sayang kamu!” balas Ara.

“iya aku tahu..!” balas Nod sambil melanjutkan lukisannya. “Jadi, kita resmi sebagai sepasang kekasih?” tanya Nod memastikan. Ara mengangguk senang.

Aresta Nia
Aresta Nia
Penulis. Story teller. Suka musik dan puisi. Aktif menulis sejak 2015.

Latest articles

Related articles

Leave a reply

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!