Seniorku cuma tersenyum sinis. Aku sendiri cuma diam. Tidak ada di antara kami yang benar-benar menanggapi kegelisahan teman-temanku.
Malam pun tiba.
Karena tantangan itu antara aku dan seniorku, jadi yang bertugas malam ini kusuruh pulang duluan. Lalu sesuai “prosedur” supaya ada penampakan, aku matikan semua lampu dan bersembunyi di dekat kaca. Kuintip ke arah ruang siar. Sepuluh menit, Lima belas menit. Tidak ada tanda-tanda. Sudah kuduga, senior hanya membual. Lebih baik aku pulang saja. Tapi tiba-tiba, kudengar suara pintu ruang siar berderit. Cepat-cepat aku bersembunyi lagi. Mengintip di balik kaca.
Hening. Tidak ada apapun.