Matanya berwarna merah menyala. Mulutnya terbuka begitu lebar dengan taring-taring hitam panjang di dalamnya. Lidahnya tampak seperti lidah ular. Tangannya memiliki kuku-kuku panjang dan tajam bagaikan pisau. Ia telah berubah menjadi iblis seutuhnya.
“Karena kau tidak membangunnya.. bagaimana kalau kau saja yang menjadi kamarku? Seharusnya ini bisa menjadi lebih mudah.” ucapnya dengan nada yang tanpa ekspresi seperti biasanya, tapi bedanya, kini membuatku terbujur kaku.
Hal yang kudengar terakhir kali adalah suara tawanya yang menggelegar.
Konsultanku adalah seekor iblis.