Tidak ada gerakan apapun. Jadilah aku mencobanya lagi.
“JEGREEEKK!!!” pintu benar-benar menolak terdorong. Bagaikan ketapel mogok. Aku yang semangat mendorong lenganku maju langsung tertolak begitu saja karena salah paham mengira bahwa pintu akan terbuka begitu saja.
Aku terdiam lagi. Merasa aneh dengan semua situasi ini. Suara televisi terdengar. Suara langkah kaki terdengar. Suara kunci terdengar. Namun pintu tidak terbuka sama sekali.
“Ma? Mama?” barangkali mama mau menjawabku. Sedari tadi tak kudengar suara mamaku sedesibel-pun.
Hening di sore gelap itu. Bahkan terlalu hening untuk sebuah sore yang gelap.
“JEGREK! JEGREK! JEGEREK! JEGREK! JEGREK!” gagang pintu tiba-tiba bergerak dengan begitu cepat. Aku terkejut melihatnya. Kulihat jendela yang ada di sisi pintu. Ada sebuah mata yang mengintip! Mata yang menyorotku begitu tajam. Dan aku tahu.. itu bukan mamaku!