Sarinah duduk meringkuk di sudut ruangan. Badannya amat kurus. Rambutnya kumal dan berantakan. Matanya sayu penuh kesedihan. Badannya mengeluarkan bau yang amis, tidak asing lagi, seperti darah. Atau sesunguhnya memang darah yang sudah kering?
Donny berjalan mendekati Sarinah. Berusaha tenang. Mengabaikan semua gangguan yang timbul dari fisik Sarinah yang sudah tidak terurus lagi.
“Ibu Sarinah…” sapa Donny lembut.
Sarinah hanya melirik Donny dengan tatapan penuh curiga.
Donny maendekat lagi, berusaha menyentuh Sarinah.
“JA-NGAN SENTUH ANAKKUUU!!” teriak Sarinah.
Donny mundur beberapa langkah. Baru menyadari posisi tangan Sarinah yang seolah-olah menggendong bayi.
Belum sempat memulai pembicaraan, Sarinah kini berdiri. Menatap Donny penuh amarah. Sambil mendekati Donny, Sarinah berteriak, “JANGAN PERNAH SEKALI-KALI MENGAMBIL ANAKKU! JANGAN PERNAH! DIA BELUM MATI! DIA BELUM MATI!”
Baca juga:
Donny mundur beberapa langkah. Tetapi wajah Sarinah yang tadinya garang kini mulai melembut. “Dia hanya tertidur. Iya.. dia hanya tertidur..” kini Sarinah tampak tersenyum.