Malam ini kuputuskan untuk nonton di bioskop yang jauh dari biasanya. Rasanya pedih kalau ke bioskop favoritku dengan Rudi. Mungkin dengan suasana baru, aku paling tidak bisa melupakan kekesalanku terhadap Rudi dan memaafkannya.
Sesampainya di bioskop, film yang kutunggu-tunggu akhirnya dimulai. Baru saja memasuki adegan awal, kulihat sepasang sejoli melangkah menuju tempat duduk yang berada dua deretan di belakangku, tapi bagian tengah, sementara aku berada di sudut sayap kiri, tempat para jomblo biasa bersinggah. Sebelum mereka sempat duduk, cahaya menerpa wajah si pria, yang entah mengapa, aku melihatnya di saat yang tepat.
Itu Rudi.
Dengan gadis lain.
Tampak mesra, Rudi memeluk pinggang gadis itu dan duduk dengan nyamannya.
Film yang kutonton saat itu adalah ketika dengan lembut Rudi membelai rambut si gadis, dengan lucu si gadis mencubit pipi Rudi, dengan mesra mereka menyantap pop corn dan menikmati saat-saat berdua mereka, dan…ketika dengan jelas aku melihat mereka curi-curi kesempatan untuk saling mempertemukan bibir mereka.
Tanpa sadar, air mataku tumpah melihat tontonan malam ini di bioskop.
Lalu aku pulang. Sesampainya di rumah, mama bertanya, “Kenapa matamu sembab?”
“Filmnya terlalu menyedihkan.” jawabku singkat.
Baca juga: