“Sekarang aja yuk?”
“Hai bro..udah..nggak usah lihat HP mulu..lihat ke seklilingmu!”
Tiba-tiba tubuhku jadi kaku. Aku tidak berani memalingkan pandanganku dari handphone. Kuberanikan diri untuk menatap sekitar. Tidak ada apapun. Tiba-tiba dari belakang ada yang menyentuh pundakku.
“Hai brooo… Kami sudah menunggumu sejak lama!” ujar suara surau itu dari belakang.
Saat kubalikkan badanku, kulihat barisan teman-temanku. Mereka semua tidak ada yang utuh. Tangan yang menyentuhku, adalah tangan lepas yang dipegang “temanku” itu.
“K-a-m-i.. s-u-d-a-h MENUNGGUMUUUUUUU!!!!”
Aku ingat sekarang. Aku ingat. Aku lari meninggalkan mereka ketika aku menyadari akan terjadi tsunami. Aku ingat aku tidak memperingatkan mereka dan berlari begitu saja. Ketika tsunami menerjang, aku terhempas. Kupikir aku sudah cukup jauh untuk menghindari sapuan ombak itu. Kepalaku terbentur. Tapi aku selamat.
Mereka semua tersapu oleh ombak dahsyat..
Aneh. Aku tak pernah menyadari kalau aku sudah tak memiliki seorang teman pun.
Kini aku kembali berkumpul bersama mereka.
Kamu suka menulis? Pingin tulisanmu dibaca banyak orang dan mendapat banyak masukan dari kami agar makin berkualitas? Kamu bisa daftar jadi anggota BacaSajalah dengan klik link ini! Jangan lupa cek inbox/ spam box kamu dalam waktu 5 menit setelah kamu melakukan pendaftaran!
Baca juga: