Gudang rahasia tempat ia menyimpan barang-barang bekas proyeknya! Itu adalah tempat yang berada di pinggir kota dan hanya ia yang tahu pasti letak gudang itu. Merasa tak dapat menanganinya sendiri, Ardi menghubungi polisi untuk menuju gudang itu.
Baca juga:
Hujan masih sangat deras malam itu. Gudang rahasia Ardi tampak terbuka. Ardi mengendap-endap masuk ke dalamnya. Dillihatnya pria itu tengah merokok di sebelah Hana yang ia ikat mulut dan tangannya.
“Ingatkah kamu, ketika kita kencan untuk pertama kalinya? Hmm… aku sangat ingat dengan wangimu. Kepolosanmu sebagai anak SMA. Aku benar-benar jatuh cinta padamu saat itu.” ujar pria itu sambil menghembuskan asap rokok dari mulutnya.
“Ah atau, ingatkah kamu ketika kamu mengenalkanku pada ibumu untuk pertama kalinya? Kulihat ibumu tampak begitu senang dengan pacar barumu yang memiliki karir jelas ini. Hahahahaha! Ironis memang jika kamu melihat diriku yang seperti ini saat ini.” tawanya terbahak-bahak.
Hana yang terikat hanya dapat meronta kesakitan dan menangis karena ketakutan.
“Ah.. kamu ketakutan?? Hahahaha.. Aku tak menyangka gadis tak berdaya di sebelahku ini akan menjadi pembunuh putriku!” sentak pria itu pada Hana yang kini semakin ketakutan.
Putrinya? Jadi Hana pembunuh putrinya? Batin Ardi. “Putriku dibunuh Hana? Mana mungkin?” Ardi bergumam pada dirinya sendiri.
“Kamu mau spoiler? Hahahaha!” tawa pria itu kini semakin keras. “Racun! Racun! Dasar kamu racun!” bentak Ardi kini akan menghujamkan pisau pada Hana. Ardi berlari sekencang-kencangnya menghalau serangan pria itu. Pisau itu menusuk lengan Ardi. Ardi terpelanting jauh kesakitan setelah sebelumnya berhasil menendang pria itu menyingkir dari hadapan Hana.
