Di sebuah kamar rumah sakit yang sunyi, Raka, seorang anak laki-laki berusia 8 tahun, terbaring lemah dengan selang infus yang menetes perlahan. Di sisi ranjangnya, sebuah ranjang kosong yang biasa ditempati oleh ibunya kini terpaku tanpa kehangatan. Raka, meski dalam kondisi yang tidak baik, selalu mencoba tersenyum setiap kali perawat atau dokter memasuki kamarnya.
“Mama pasti akan datang malam ini, kan?” tanyanya dengan mata yang berbinar setiap kali seseorang mencoba menghiburnya.
Namun, di balik pintu kamar rumah sakit, para perawat dan dokter saling berpandangan, mencoba menyembunyikan kesedihan yang mendalam. Mereka tahu, ibu Raka, yang juga sedang mengandung adiknya, telah meninggal beberapa hari yang lalu akibat komplikasi yang sama, demam berdarah.
Beberapa minggu sebelumnya, Raka dan ibunya, Sari, dinyatakan positif terkena demam berdarah. Sari, yang saat itu sedang hamil tujuh bulan, mencoba sekuat tenaga untuk tetap kuat demi Raka dan bayi yang ada di kandungannya. Namun, nasib berkata lain. Kondisi Sari perlahan memburuk, dan dokter berusaha keras menyelamatkan nyawa bayi yang masih berada dalam kandungannya.
Setiap malam, Raka selalu menunggu dengan mata yang sembab. Dan, dalam tidurnya yang tidak nyenyak, ia bermimpi ibunya datang dengan wajah yang penuh kasih sayang, menggendong seorang bayi mungil di pelukannya. “Ini adikmu, Raka,” bisik ibunya dengan suara yang lembut.
Raka, dengan mata yang berair, mencoba meraih tangan ibunya, namun selalu terbangun dalam kesedihan karena tangan itu menghilang sebelum ia bisa merasakannya.
Di siang hari, saat teman-teman dan gurunya datang mengunjungi, ia selalu bercerita tentang mimpi indahnya, tentang ibu dan adiknya yang selalu datang menjenguknya di malam hari. Namun, di balik pintu, gurunya meneteskan air mata, menangisi kenyataan yang tidak pernah diketahui oleh Raka.
Raka, dengan semangat yang tak pernah pudar, terus berbicara kepada ibunya setiap malam, berbagi cerita tentang hari-harinya, tentang teman-temannya, dan tentang betapa ia merindukannya. Dan, dalam kesendirian malam itu, ia merasa ada kehangatan yang menyelimutinya, seolah-olah ibunya benar-benar ada di sana, mendengarkan setiap kata-katanya, meski ia tak bisa melihatnya.
Suatu malam, ketika bulan penuh berpendar lembut di langit, Raka merasa sebuah sentuhan lembut di pipinya. Ia membuka matanya dan melihat sosok ibunya berdiri di samping ranjangnya, tersenyum manis padanya. “Mama sayang Raka,” bisiknya perlahan.
Raka mengangguk, air mata mengalir di pipinya. “Raka juga sayang Mama, sayang Adik juga,” jawabnya dengan suara parau.
Ibu Raka mengusap pipinya perlahan, lalu perlahan menghilang, meninggalkan Raka dalam kedamaian yang mendalam. Malam itu, untuk pertama kalinya sejak lama, Raka tidur dengan nyenyak, sebuah senyum damai terukir di wajahnya.
Raka, meski dalam mimpi, selalu merasa ada kehangatan yang menyelimutinya, seolah-olah ibunya benar-benar ada di sana, mendengarkan setiap kata-katanya, meski ia tak bisa melihatnya. Kehilangan memang menyakitkan, namun kenangan dan cinta yang tulus selalu menyisakan kehangatan di hati kita. Seperti kehangatan yang selalu ada, melindungi kita dari hal-hal yang tidak kita inginkan.
Berbicara tentang perlindungan, kami ingin berbagi sebuah produk yang dapat melindungi keluarga Anda dari nyamuk penyebab demam berdarah. Pertahankan keluarga Anda dengan Hit Good Knight Xpress Refill Apple, yang efektif bunuh nyamuk penyebab demam berdarah selama 45 hari. Karena setiap momen bersama keluarga adalah berharga, jangan biarkan nyamuk mengurangi waktu berharga Anda bersama mereka.