Kita telah memasuki tahun politik. Pilkada serentak sudah akan dimulai. Partai-partai sudah mengumumkan jagoan-jagoan daerah yang mereka dukung untuk memimpin wilayah-wilayah di seluruh Indonesia. Riuh-rendah situasi politik mulai terlihat. Tentu saja, di balik semua kemeriahan itu, terdapat sisi gelap yang tak terkendalikan, seperti adanya politik menggunakan isu SARA dan juga politik uang ataupun kekerabatan. Tak jarang konflik tumbuh dan berkembang begitu besar sehingga membuat masyarakat menjadi terpecah belah. Kamu sebagai warga sipil, tentu saja mengininkan situasi yang kondusif selama tahun politik ini bukan? Inilah hal-hal sederhana yang bisa kita lakukan untuk mendukung kondusivitas pilkada serentak.
Mengetahui track record para calon pemimpin
Pada dasarnya kamu tidak boleh mempercayai politikus. Titik. Maka sebaik apapun (apalagi jika terkenal buruk), kamu harus benar-benar memeriksa track record mereka. Apakah nama mereka pernah muncul di berita sebagai salah satu tersangka kasus tertentu. Sudah berpengalaman menjadi pemimpin di mana saja. Apakah programnya berhasil? Apakah yang membuat calon itu disenangi maupun tidak. Kamu harus tahu itu semua.
Tidak terpengaruh oleh isu-isu tak berdasar
Isu-isu tak berdasar adalah isu-isu yang dilemparkan kepada publik oleh orang yang tak jelas eksistensinya, bukan lembaga berita resmi, dan tanpa dasar data yang kuat. Anehnya, jempol orang Indonesia rata-rata lebih cepat daripada otaknya sendiri, sehingga isu-isu tak berdasar semacam ini dapat dengan mudah tersebar dan anehnya, dipercaya seantero jagat maya. Padahal sejak dulu sudah diingatkan bahwa berita atau isu yang dilemparkan melalui lembaga yang tak resmi harus diperiksa dulu kebenarannya baru diyakini sebagai fakta.
Tidak termakan ‘pancingan’ di media sosial
Tahukah kamu, orang-orang yang melakukan komen berisi “hate speech” merasa kegiatan itu menyenangkan dan akan terus melakukannya karena menguntungkan dirinya sendiri atau kelompok tertentu (seperti partai politik atau jagoannya). Nah, sebaiknya ketika kamu melihat hal semacam ini, kamu tidak menannggapinya, melainkan melaporkannya langsung dengan fitur ‘report’ yang selalu ada di media sosial kamu. Jika kamu menanggapi, meskipun kamu benar, algoritma akan menyatakan postingan itu sebagai postingan yang trend dan terus menaikkannya.Hal itu menyebabkan postingan justru makin eksis dan makin banyak orang tau mengenai isi postingan tersebut, terlepas dari benar atau tidaknya.
Membagikan artikel-artikel positif mengenai pilkada
Daripada mengomentari artikel-artikel negatif mengenai pilkada, yang sebenarnya adalah konspirasi dan memang strategi perang para tim suksesnya, lebih baik kamu membuat dan atau membagikan konten-konten positif mengenai pilkada. Fakta-fakta unik seputar pilkada. Atau informasi-informasi mengenai calon pemimpin yang diberitakan secara seimbang supaya masyarakat tahu, siapa yang nantinya akan memimpin mereka.
Melaporkan ujaran kebencian yang menggunakan SARA sebagai bahannya
Ini adalah cara yang mudah, tapi anehnya tidak dilakukan banyak orang. Jika kamu mengetahui bahwa ada ujaran kebencian dan atau berbagai macam kiriman yang mengandung unsur SARA dan kebohongan untuk mempropaganda, maka sudah tugasmu untuk mengingatkan anggota komunitas/ grup untuk tidak termakan oleh isu tersebut dan jika itu kamu temukan sendiri, maka kamu bisa melaporkannya dengan menekan tombol ‘report’. Jika banyak yang me-report, maka pihak perusahaan penyedia jasa media sosial akan bertindak dengan cepat menutup akun tersebut.
Memilih karena tahu, bukan memilih karena ‘mengawang’
Ketika tiba harinya nanti, piihlah calon pemimpin berdasarkan informasi terbaik yang kamu miliki,bukan dengan ‘ngawang’, membayangkan kalau wajahnya kayak gini pasti baik. Kalau wajahnya kayak gitu pasti koruptor. Sekali lagi, kamu tidakboleh mempercayai politisi. Maka pilihlah calon yang memang kamu ketahui memiliki track record yang baik di masa lalu.