Kuputuskan untuk berpikir positif. Meskipun aku tidak yakin kalau tidak ada yang janggal di rumah ini. Jadi aku melanjutkan niatanku untuk berkeliling Yogya hari ini.
Hari sudah petang ketika aku berjalan kaki dari halte menuju kontrakan kakakku. Kontrakan kakakku ini berada di antara kontrakan lain yang pemiliknya sama. Jadi halamannya cukup luas. Namun penerangannya sangat minim. Ketika menengadah ke atas, aku masih bisa melihat bintang-bintang bersinar terang saking gelapnya halaman kompleks kontrakan. Yang menerangi hanyalah lampu-lampu teras di tiap kontrakan. Hari itu tumben lampu teras sang pemilik kontrakan belum dinyalakan. Kudapati kontrakan kakakku sudah menyala lampunya. Televisi di ruang tengah pun tampak menyala dengan siaran dangdut yang makin nggak jelas arah acaranya ke mana. Tapi mobil kakak iparku tidak ada. Tampaknya kakak iparku pergi lagi.
Aku masuk. Sekalipun TV menyala dan bersuara keras, situasi rumah terbilang sangat sunyi. Aku penasaran, ke mana kakakku. Kulihat pintu kamar kakakku terbuka. Barangkali mereka tidur. Kuintip. Ternyata tidak ada seorang pun. Kamar sebelahnya tampak tertutup rapat. Kamar yang jarang sekali mereka gunakan. Karena penasaran, kubukalah perlahan pintu kamar itu. Kulihat siluet keponakanku tertidur di kasur yang ada di sudut kamar. Manisnya, kulihat lagi siluet kakakku mengelus-elus keponakanku. Tampak begitu sayang. Melihat itu, aku tidak berkata apa-apa dan kemudian menutup pintu kamar itu.
Untuk melepas lelah, aku ke ruang tengah. Kuambil remote TV. Kuganti channel satu per satu. Tidak ada yang menarik. Jam segini tidak pernah ada acara televisi yang menarik. Saking bosannya, hampir setiap menit kupencet remote untuk sekedar mengganti channel yang tidak tahu akan berhenti pada acara apa. Setiap kali kuganti, selalu iklan. Ganti lagi, iklan lagi. Jadi penasaran sebenarnya televisi itu untuk iklan atau siaran program yang bermutu. Kayaknya sekarang hanya untuk iklan deh.
Aku terbangun dari rasa bosanku ketika tiba-tiba kudengar suara langkah kaki dari luar.