Aku mengintip keluar. Cahaya menghilang. Yang kulihat hanyalah kamar lain yang sama persis dengan kamarku. Gelap. Dengan kabel besar dan tikus yang berlarian di atasnya. Tempat tidur… cermin… dan.. meja dengan sebuah catatan di atasnya.
Baca juga:
Aku berjalan menuju meja itu. Kueratkan balutan selimut pada tubuhku karena hawa dingin semakin menjadi-jadi. Kugapai kertas catatan itu.
Sudah kukatakan jangan buka pintu apapun yang terjadi!
Kamu akan menyesal jika membuka pintu lagi.
Kini aku sangat ketakutan. Aku lari dengan kencang menuju pintu yang ada di kamar itu. Tidak seperti sebelumnya, aku membuka pintu dengan cepat. Berharap bisa masuk selama cahaya masih ada. Tapi.. kegelapan lebih cepat menguasai ruangan lain itu.
Sama … Tempat tidur usang, cermin, dan meja dengan selembar catatan di atasnya.
Kulihat sekeliling. Tak ada kamera. Tak ada alat yang mungkin bisa mengintaiku.
Kuambil secarik kertas itu. Kubaca lagi.
Eksperimen 2606 ditakdirkan untuk gagal.
Ia tidak akan pernah bisa menemukan jalan keluar.
2606 nomor eksperimen? Aku kelinci percobaan? Bagaimana bisa?
Aku harus keluar!
Dan saat itu pula aku terbangun. Di ruangan yang sama. Dengan telanjang. Kemudian mengingat semua.
Aku adalah manusia terakhir di bumi ini.
Aku berdiri, menatap cermin. Kulihat angka 2606 di lenganku yang juga nyata. Kuperiksa sekelilingku. Persis seperti yang sudah kuduga. Selembar catatan di atas meja.
Kuambil catatan itu dan kubaca dengan tergesa-gesa.
Selamat ulang tahun!
…
Sungguh!
Kali ini Jangan buka pintu apapun yang terjadi! 😀
Kakiku terasa lemas. Aku langsung terjatuh begitu saja.
Di ruangan gelap ini. Aku hanya bisa menangis di sisa hidupku.
Baca juga:
