Minggu Keempat Mei 2014
“Sudah siap semuanya? Sebelum mendaki, mari kita berdoa menurut kepercayaan masing-masing.” pimpin Rimba di depan pos awal pendakian. Semua menengadahkan tangan. Ada pula yang membuat tanda salib.
Kami masuk melalui jalur Tretes. Suasana malam itu cukup dingin. Kira-kira saat itu jam 7 malam kami mulai mendaki.
“Kita ada ber-empat-belas. Supaya lebih enak, kita bagi jadi 2 regu saja. Regu pertama, aku sama 5 orang yang bisa ndaki cepet. Jadi kalian pas sampai di Lembah Kidang, bisa langsung istirahat. Tenda nanti biar regu 1 saja yang dirikan.” jelas Rimba.
“Regu 2 berarti sisanya, sama Shandy dan Delta ya! Pelan-pelan saja. Kalau ada keluhan, atau nggak kuat, kabarin saja! Oke?” lanjutnya, lalu Shandy dan Delta melambaikan tangannya agar keenam anggota regunya bisa melihat.
“Kita cewek sendiri?” tanya Vany pada Ana sambil berbisik.
“Maksudmu di regu ini atau regu satu?” tanya Ana.
“Yaa… semuanya?” jawab Vany.
“Oh iya.. Baru nyadar cuma kita. Hahaha…” jawab Ana sambil tertawa aneh.
“Ayo.. ayo.. Semua dengarkan!” tegur Rimba. “Biar semua tahu. Dari sini kita akan melewati 3 pos dulu sebelum sampai di Lembah Kidang. Dari sini ke pos Pet Bocor, kira-kira setengah jam. Dong? (Ngerti?)”
“Dong! (Ngerti!)” jawab rombongan.
“Dari Pet Bocor ke Kopkopan, kurang lebih 3 jam. Di sini nanti bisa ambil air dulu. Delta, nanti tolong kasih tahu yang lain ambil airnya di mana ya?” perintah Rimba.
“Siap Mas!” jawab Delta sigap.
“Dari Kopkopan ke Pondok, ini butuh waktu 5 jam. Di sini kalian harus hati-hati. Nggak usah buru-buru. Medannya makin nanjak. Nanti kalau sudah sampai sini, kalian bisa istirahat sebentar. Oke?” tanya Rimba dan Rimba memastikan semua mengangguk.
“Dari Pondok ke Lembah Kidang, kira-kira butuh waktu 30 menit. Jadi kalau lancar, seharusnya kalian sudah sampai Lembah Kidang sekitar subuh jam 4-5-an. Sampe sini paham?” tanya Rimba lagi.
“Pahaamm..!” jawab semua orang.
“Buat muncak, nanti kita diskusikan lagi di Lembah Kidang. Jangan bengong. Jangan mikir yang aneh-aneh. Istighfar dan tetap eling (tetap sadar).” Tutup Rimba.