Nora
“Jadi.. kita harus bagaimana?” tanyanya dengan suara tertahan.
Aku terdiam. Enggan menatapnya. Kulihat jari tangannya memilin-milin, bingung entah hendak mengekspresikan apa. Aku menghembuskan napas perlahan. Menopang dagu. Menatap lalu lintas yang tak begitu ramai juga tak begitu lengang untuk dilintasi sore hari ini.
Seandainya ia tak pernah hadir dalam hidupku.
Seandainya aku tak terlalu cepat memutuskan.
Seandainya peristiwa setahun yang lalu hadir lebih cepat.