Tidak hanya satu hormon yang bertanggung jawab
Tapi paling tidak, ada satu hormon yang harus disalahkan terhadap munculnya perasaan cinta ini, yaitu dopamine. Dopamine ini juga yang kemudian membuat kamu, sebagai seorang yang jatuh cinta merasa nggak bisa lepas. Karena apa? Ya karena menimbulkan ketagihan bagaikan kokain. Jadi otak memproses segala sesuatu yang bisa membuatmu senang. Dopamine memiliki dampak baik unuk tubuh, membuat kamu jadi lebih jebal dari penyakit dan meningkatkan produktivitas sel-sel di dalam tubuh. Nah, otak itu kan mencari, atas dasar rangsangan apa dopamine bisa muncul? Jawabannya adalah, orang yang kamu taksir, pasanganmu, atau siapapun yang kemudian membuatmu bahagia. Jadi nggak heran, kalau kamu tiba-tiba diputusin lalu patah hati dan bisa sedih banget sampai nangis, itu karena otakmu merengek-rengek meminta dopamine yang biasa disupply dari pasanganmu, eh tapi nggak ada lagi. Sedangkan sisi rasionalmu berusaha mengatakan bahwa kamu bisa mencari ‘supplier’ dopamine lain, tapi karena itu juga nggak segampang yang dikira dan akhirnya galau deh!
Gombalan yang bermunculan
Orang yang jatuh cinta akan mulai menggombal yang nggak jelas. Ini juga merupakan perintah dari otak agar mendapat supply dopamine. Ia memerintahkan fenylethilamin (susah banget namanya sampe belibet). Secara nggak sadar kata-kata itu bermunculan agar taggapan yang diberikan oleh lawan jenis kemudian menjadi umpan untuk reseptor dan kemudian diproses oleh otak.
Baca juga: