“Ini tahun 2019. Dan masih ada juga desa di pulau Jawa yang kalau malam nggak ada penerangan sama sekali.” ujarku ketus untuk mengalahkan ketegangan selama menuruni jalan licin ini. Pacarku memeluk erat pinggangku karena takut jatuh.
“Dek, masih jauh?” tanyaku. Tak ada jawaban.
“Dek?!” teriakku.
“Hah?! Apa mas?!” jawabnya terkejut.
“Masih jauh?!” tanyaku semakin jengkel.
“Astaga mas! Dari tadi aku merem takut liat kanan-kiri. Hehehe..” jawabnya sok polos.
“Kalau kamu merem terus kita sampenya kapan?” balasku.
“Ah iya.. Tenang saja mas.. sampe sini.. aku… mmmm…” ia terhenti.
“Kenapa dek?” tanyaku karena pacarku terdiam kayak kesurupan.
“MMM.. MAS! KITA DI MANA YA INI?!” teriak pacarku panik.
“JANGAN TERIAK!! MANA KUTAHU?!” ucapku berteriak lebih keras karena kaget.
Kita berdua terdiam. Samar-samar tedengar suara gema teriakan kami. Malu rasanya. Teriakan kami mengganggu warga yang tengah menikmati damainya malam ini.