Menurut Fachruddin (2012: 61), penulis naskah tak dapat lepas dari prinsip penulisan naskah. Mengacu pada pengertiannya mengenai penulis naskah yang adalah:
seseorang yang bekerja membuat naskah untuk bahan siaran, memiliki kemampuan mengubah ide ke dalam bentuk naskah yang merupakan hasil imajinasi dari sebuah proses penginderaan terhadap stimuli menjadi suatu bentuk tulisan yang menarik dan memiliki pesan bagi pemirsa.
Memahami posisi penulis dalam prinsip-prinsip penulisan naskah
Penulis naskah adalah orang pertama yang menentukan bagaimana dinamika yang akan terjadi dalam sebuah dokumenter dan bagaimana kemudian mampu memberikan gairah atau kehidupan pada film yang ditulisnya.
Penulis naskah bagi layar berbeda dengan penulis manuskrip. Penulis naskah harus memikirkan hingga detail emosi apa yang seharusnya dirasakan oleh penonton. Sehingga kemudian, menulis naskah ibarat merancang mobil yang layak untuk digunakan oleh calon pembeli.
Screen writing is like car building. It’s a trade. It uses a very specific format, follows a universal structure, and must meet audience expectations. To do otherwise, is suicide.
Kaidah-kaidah yang harus diperhatikan
Penulisan naskah haruslah memperhatikan kaidah-kaidah tertentu yang sudah diatur dalam kesepakatan penulisan naskah bagi layar kaca, entah itu televisi atau teater. Penulisan naskah berorientasi pada pemirsa: apa yang diharapkan untuk dilihat dan didengar oleh mereka. Ketika penulis mengabaikan harapan penonton, maka itu dianggap sebagai tindakan bunuh diri oleh penulis naskah seorang diri. Penulis naskah otomatis membunuh film yang ditulisnya, termasuk orang-orang yang terlibat di dalamnya.
Masih mengutip dari thescriptlab (diakses pada 18 Mei 2017) dengan menganalogikan naskah sebagai mobil, naskah yang ditulis haruslah jelas dan terstruktur:
Imagine the automobile industry installing wheels on the roof of cars. Nobody wants to drive upside down. Screen writing works the same way. There is a blueprint – structured through acts, sequences, and plot points – that almost every movie follows. This is the science of the screenplay, the dramaturgy, but science is only a part of cinematic story telling.
Tidak akan ada yang menikmati sebuah film tanpa alur yang jelas. Teracak-acak, tidak jelas motivasi penulisannya, bahkan tidak jelas akan berakhir pada kisah yang bagaimana. Penulisan naskah semestinya disusun berdasarkan pembabakan, sequences, dan penekanan plot/alur cerita. Maka di situlah letak seni dan pengetahuan berkolaborasi dalam pikiran penulis naskah, menjadi sebuah kisah yang layak untuk disebar-luaskan.
Baca juga:
Tulisan ini merupakan bagian dari skripsi tugas akhir berjudul "Penerapan Perpaduan Pendekatan Essai dan Naratif dalam Penulisan Naskah Dokumenter 'Di Balik Laju Roda Besi'" karya M. Brahmantya N. P. Referensi: 1. Andi, Fachruddin. 2012. Dasar-dasar Produksi Televisi. Bandung: Kencana. 2. thescriptlab