Sekian lama kita hanya mengurus urusan kita masing-masing, fokus pada tugas akhir untuk menyelesaikan studi. Sekitar enam bulan setelah KKN, Pina sudah lebih dulu menyelesaikan skripsinya. Aku tidak datang di hari kelulusannya karena aku harus melakukan wawancara dengan salah satu responden penelitian. Hanya kata selamat yang aku kirimkan melalui chat, dan ia menjawabnya dengan kata terima kasih. Ada postingan baru di Instagramnya pada hari itu, aku melihat senyum bahagia merayakan kelulusannya. Membuatku mengingat masa-masa saat sering bersama, aku sedikit tidak percaya kalau dulu kita bisa sedekat itu.
Rencana awalku yang ingin memberanikan diri untuk bisa menjelaskan semuanya, aku ingin jujur kepadanya. Tetapi sampai hari kelulusannya aku masih ragu untuk bertemu dengannya. Untuk apa aku terus memikirkan dirinya, lagi pula aku juga harus fokus dengan tugas akhirku. Sepertinya aku harus melupakannya, lagi pula dia juga punya kehidupannya sendiri.
Setelah kelulusannya, hubunganku denganya sepertinya benar-benar berakhir, kita sudah tidak pernah melakukan komunikasi. Sampai aku lulus dan memperoleh pekerjaan aku benar-benar tidak pernah mendengar kabarnya secara langsung. Aku hanya mengamatinya melalui media sosial. Tetapi enteh mengapa aku masih tetap memikirkannya. Masih ada keyakinan dalam diri jika kita memang ditakdirkan kita akan dipertemukan lagi, dan saat itu terjadi seharusnya aku menjadi pribadi yang berbeda. Menjadi lebih berani dalam menghadapi keraguan dan ketakutan dalam diri.