Jatuh cinta adalah anugerah dan kita nggak akan pernah bisa memilih kepada siapa kita jatuh cinta dan akan di-jatuhi-cinta oleh orang lain. Jatuh cinta adalah saat terindah sekaligus juga berpotensi menyakitkan bagi seseorang, karena jatuh cinta membuatmu dalam posisi yang serba salah, kehilangan akal, dan tidak tertebak. Cinta bisa membawamu pada kebahagiaan tapi juga dapat sekaligus mengantarmu pada kepedihan yang dalam. Bagi orang yang kemudian berhasil berjuang karena cinta pasti akan mengatakan bahwa jatuh cinta adalah hal terindah yang pernah kamu alami dalam hidup. Sebaliknya, buat seseorang yang mengalami patah hati begitu dalam nggak jarang kita akan mendengar pernyataan, “Aku nggak mau jatuh cinta kepadanya, tapi kenapa aku harus jatuh cinta dan sekarang sakit?” Jadi sebenarnya, kenapa sih kita bisa jatuh cinta?
Cinta adalah reaksi kimia yang terjadi di dalam otak
Kita berbicara manusia sebagai organisme yang sepenuhnya digerakkan oleh otak, baik dari aktivitas fisik maupun psikis dan keduanya nggak bisa dipisahkan. Jadi perasaan jatuh cinta itu timbul, sebagai konsekuensi dari rangsangan yang diterima oleh segala reseptor lalu kemudian diproses bersama berbagai macam pengalaman dan kenangan sehingga muncullah produksi hormone tertentu yang kemudian menyebabkan perasaan itu muncul begitu saja. Maka dari itu, sering sekali ada istilah, “Tak kenal maka tak sayang”, atau “Cinta datang karena terbiasa.” Dan itu bukanlah hal yang salah, karena otak terus menerus memproses dan mencocokkan data, lalu kemudian mengirim pesan kepada tubuh untuk menanamkan hormon-hormon yang bekerja untuk menciptakan perasaan ‘cinta’.
Baca juga: