Menulis naskah televisi berbeda jauh dengan menulis karangan biasa. Ada kaidah-kaidah yang harus diperhatikan, sehingga naskah televisi dapat dipahami oleh semua orang, baik kru televisi maupun pemirsa.
Menurut Morissan (2010: 165), prinsip menulis naskah televisi adalah sebagai berikut:
Menggunakan gaya bahasa yang ringan dan sederhana
Televisi adalah media yang dibatasi oleh durasi. Beberapa informasi mungkin memiliki muatan yang ‘berat’ sehingga penulis harus bertugas untuk menyederhnakannya menjadi lebih lugas dan mudah dimengerti khalayak.
Menggunakan prinsip ekonomi kata
Hindari menggunakan kata-kata yang mubazir, seperti: “Petugas masih terus melakukan evaluasi” menjadi “Petugas mengevaluasi kinerja” atau “Hassan ditangkap oleh KPK” menjadi “Hassan ditangkap KPK”
Menghindari redudensi (menjelaskan apa yang sudah jelas)
Penggunaan ini kerap dilakukan tanpa sadar oleh penulis. Contoh kalimat yang paling sederhana adalah: “Naik ke atas”, “turun ke bawah”. Contoh kalimat lainnya seperti, “Sirine itu berbunyi untuk memberi tahu pengguna jalan agar menyingkir”, “Mereka menyantap hidangan untuk menghapus rasa lapar.” Seharusnya bisa lebih fokus pada detail lain, seperti “Ketika sirine itu berbunyi tidak ada satupun kendaraan yang memberi jalan, sehingga orang yang sekarat itu meninggal.” dan “Mereka menyantap hidangan yang disajikan setelah 3 hari lamanya tidak mendapatkan makanan di desanya.”