‘Terbang bersama angin’ adalah bagian dari cerbung ‘Petualangan Awan’. Ini adalah episode kedua. Kamu sudah baca bagian 1? Kalau belum kamu bisa baca dengan klik ini:
———-
“Ajari aku supaya bisa terbang bersama angin!”
Pria tua di hadapan Awan bergeming. Ia hanya menggosok-gosok janggutnya yang sudah beruban. Matanya yang buta membuat Awan bingung dengan reaksinya: ke mana sesungguhnya ia melihat.
“Jangan bilang kamu sekarang tidak bisa mendengar?” Protes Awan.
Pria tua itu kemudian menatap Awan. Sekalipun matanya tak dapat melihat, Awan tahu persis bahwa pria tua itu menatap ke dalam diri Awan.
“Sekarang apa?” Tanya Awan tak sabar mendengar pria tua itu mengeluarkan kebijaksanaannya.
“Dengar! Aku hanya pria tua buta!” Jawab pria tua itu dengan lembut namun tegas.
“Sangkamu aku bisa bepergian bersama angin? Kalau aku bisa, aku akan lebih memilih hilang bersama angin sejak dulu!” Lanjut pria tua itu kini membuat Awan menyesal telah menanyainya.
“Kalau begitu, aku permisi!” Pamit Awan beranjak pergi.
“Nak!” Teriak pria tua itu menghentikan langkah Awan.
“Kamu bilang kamu ingin pergi bersama angin?”
“Benar! Kamu pasti berpikir kalau itu mustahil!” Tuduh Awan.
“Mustahil! Kalau kamu membawa banyak bawaan seperti saat ini!” Balas pria tua itu.
Awan tertawa karena ia tak sedang membawa apapun bersamanya.
“Kakek sial!”
Bersambung ke:
Baca juga: