Lorong Bawah Tanah Lawang Sewu Ditutup! Sejak Kapan?!

Bahaya yang Nyata

Secara ilmiah, lorong ini ditutup bukan karena unsur mistis. Melainkan bahaya realistis, yaitu keracunan gas karbondioksida. Struktur ruangan tanpa ventilasi yang baik memicu penumpukan CO2 lebih banyak dari pada O2. Hal serupa bisa kita temui jika kita memasuki bunker, sumur yang dalam, atau pertambangan.

Skema Lawang Sewu
Skema Lawang Sewu

Menurut para ahli, karbondioksida memiliki dampak buruk apabila kita terpapar lebih lama olehnya. Karbondioksida akan meningkatkan pengendapan kalsium pada jaringan lunak dan meracuni jantung. Ketika konsentrasinya mencapai tiga persen saja, karbondioksida akan bertindak seperti narkotik ringan, meningkatkan tekanan darah dan nadi, dan mengurangi daya dengar. Pada konsentrasi lima persen, manusia dapat mengalami gejala sesak napas, sakit kepala, dan delusi. Jika mencapai delapan persen, manusia akan merasa kesakitan pada kepala, keringat dingin tanpa henti, pengurangan daya pandang, dan akan kehilangan kesadaran setelah mencapai 10 menit.

Itulah sebabnya, jika banyak yang beramai-ramai mengunjungi lorong bawah tanah ini, kerap terjadi kesurupan massal. Banyak yang menduga bahwa ini sebenarnya mengalami keracunan karbondioksida. Sehingga terjadi delusi massal. Ditambah pengetahuan tentang lawang sewu yang penuh bumbu mistis sebelumnya. Maka semua delusi yang disampaikan tampak serupa semua. Namun, tak pernah ada yang akan dapat memastikan, apakah apa yang dialami korban kesurupan ini benar-benar serupa semua. Maka dari itu, para ahli kemudian menyimpulkannya sebagai keracunan karbondioksida massal.

Aresta Nia
Aresta Nia
Penulis. Story teller. Suka musik dan puisi. Aktif menulis sejak 2015.

Latest articles

Related articles

Leave a reply

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!