Regu satu dan regu dua sebenarnya berangkat dalam timing yang sama. Hanya saja pengalaman memang menentukan. Pergerakan regu satu benar-benar cepat. Tentu saja regu dua harus saling menyesuaikan pergerakan satu sama lain.
Delta memimpin di depan, sementara Shandy di paling belakang. Memastikan semua aman-aman saja.
Tidak ada yang aneh selama perjalanan ke Pet Bocor. Beberapa orang berusaha mencairkan suasana supaya tidak begitu mencekam di tengah malam yang dingin di kaki Arjuna.
Ana dan Vany terus mengobrol membicarakan kegiatan kampus mereka. Tentu saja pendakian malam ini membuat mereka makin akrab.
Dari Pet Bocor regu 2 harus memperlambat kecepatannya. Pasalnya, Topa merasa kelelahan.
“Mbak Ana, aku liat Mas Topa bentar ya?” izin Delta ke barisan belakang. “Oh oke..” jawab Ana.
“Mas Topa aman?” samar-samar suara Delta terdengar di belakang.
“Seru juga ya ndaki malem-malem gini?” ungkap Vany dengan nada gembira. “Nggak bakal lupa sama pengalaman kali ini.” Ana cuma tertawa mendengar temannya.
Saking asyiknya mereka mengobrol, ditambah, Delta yang mundur ke barisan belakang, mereka sampai lupa kalau mereka sudah jalan lebih jauh dari rombongan mereka.
Dari kejauhan Vany melihat sesuatu yang menarik.
“Wow! Ada desa ya di tengah gunung gini?” ucap Vany sambil menunjuk sebuah gapura yang ada di persimpangan. Ana hanya diam melihat temannya yang kegirangan melihat gapura tersebut.
Gapura itu memiliki tiang merah yang cukup besar untuk berada di tengah-tengah hutan. Terdapat obor yang menerangi di kedua tiangnya.
Tampak dari kejauhan keramaian warga yang tengah beraktivitas. Terdengar suara anak kecil tengah tertawa dan bermain-main.
“Kok nggak ada nama dusunnya ya? Itu Lembah Kidang bukan sih?” tanya Vany. Ana tidak menjawab apa-apa.
“Eh kita kayaknya kepisah deh sama rombongan. Turun yuk?” ajak Ana tiba-tiba.
Ana dan Vanny bergegas turun dengan mengikuti rute yang sama. Tak selang berapa lama, mereka melihat rombongan regu dua. Topa tampak kepayahan.
“Ayo Mas! Semangat! Kita udah dekat lho! Tinggal sebentar lagi!” ucap Vany menyemangati Mas Topa dan beberapa kawan yang kelelahan.
“Kalian dari mana?” tanya Shandy cukup panik kepada Ana.