Malam itu, saat semua tengah tertidur pulas, Rimba tiba-tiba terjaga. Iya mendengarkan suara sesuatu yang tajam tengah menggesek tendanya. Seperti.. Cakar.
Dari balik tenda, Rimba tahu betul. Ia melihat bayangan sosok yang besar. Menatapnya dari atas. Memaksanya untuk terus membuka mata. Entah mengapa Rimba pelan-pelan melihat mata mahluk itu dari balik tenda.
Sepasang mata merah yang menyala. Penuh dengan ancaman dan amarah. Seolah bekata, “Aku di sini. Seperti permintaanmu.”
Esok paginya, ketika akan melanjutkan perjalanan pulang, semua heran. Rimba yang terlihat paling semangat sejak kemarin, kini wajahnya pucat. Matanya merah.
“Semalam dia ditungguin.” jelas Shandy singkat, namun semua orang paham penyebab Rimba seperti itu.
Hari itu akhirnya mereka turun gunung Arjuna dengan selamat.
Seminggu kemudian, Vany bertemu dengan Ana di teater.