Lagi- lagi harus jaga malam. Aku paling malas jaga malam karena aku pasti mengalami hal yang aneh- aneh. Entah karena aku yang terlalu sensitif atau “mereka” yang memang suka denganku. Malam ini aku berjaga dengan seniorku. Seperti biasa, kami keliling membagi obat dan megganti infus yang sudah habis. Setelah itu barulah kami mengerjakan status pasien.
Karena terlalu penat, aku pun melepas kacamataku dan menaruhnya di tengah- tengah laci kecil di atas meja. Saat aku memijat- mijat kepalaku sambil ngobrol dengan seniorku, tiba- tiba dari ekor mataku aku melihat kacamataku berputar terbalik dan jatuh begitu saja. Aku dan seniorku pun saling berpandangan keheranan. Rupanya dia melihat juga. Bisa- bisanya kacamataku jatuh seperti itu padahal letaknya di tengah. Seperti ada yang memainkan kacamataku. Ah, sial. Mulai lagi nih.
Kami pun mengalihkan perhatian dengan mengerjakan status pasien dan aku menggunakan kembali kacamataku. Beberapa saat setelah itu seniorku hendak pergi ke kamar kecil. Aku pun menyiapkan obat injeksi buat besok sambil membelakangi lorong. Tiba- tiba ada yang berbisik di belakangku, seperti orang lewat. Kupikir keluarga pasien karena waktu itu memang belum terlalu malam. Saat aku menoleh, ternyata tidak ada siapa- siapa.
Kulihat ke arah ujung lorong pun ternyata sepi. Oke, mungkin hanya perasaanku saja. Aku pun kembali menyiapkan obat injeksi. Dan sekali lagi, seperti ada yang berbicara di belakangku dan makin keras suaranya. Kali ini aku menoleh lebih cepat. Oke, dan kali ini aku merinding karena memang tidak ada siapa pun di belakangku.
Baca juga: