“Kepada siswa bernama Josephine mohon ke ruangan klub kesenian” ucap sebuah suara dari balik speaker yang sepertinya berasal dari anggota klub kesenian.
Tanpa tahu apapun, Josh langsung keluar dari kelasnya untuk berkumpul di ruang klub Kesenian. Sudah menjadi hal biasa di sekolahnya apabila ada kegiatan khusus, salah satu klub berhak memanggil melalui speaker yang terhubung di setiap kelas.
“Hei Josh, tugas mandarinmu sudah selesai belum?” tanya teman sebangkunya.
“Sudah, ambil saja di laci mejaku” kata Josh sambil lalu.
“Giliran mandarin saja dia cepat mengerjakan. Coba Sosiologi bisa berminggu minggu” kata temannya.
“Kamu aja suka nyontek punyaku tak usah banyak omong” balas Josh.
…
“Kepada siswa bernama Agnes mohon ke ruangan klub kesenian.” suara yang sama dengan yang memanggil Josh terdengar di ruang kelas Agnes.
“Asik… potong pelajaran lagi” kata Agnes pada temannya.
“Dasar gila, kamu mau naik kelas tidak?” tanya teman sebangkunya.
“Mau, tapi ini kesempatan emas. Bagaimana aku bisa menolaknya, lagipula aku bisa pinjam catatanmu” kata Agnes santai dan berjalan menuju ruang klub kesenian.
…
“Kepada siswa bernama Egi silahkan berkumpul di ruang klub kesenian” lagi-lagi suara yang sama terdengar di kelas Egi.
Egi bergegas pergi menuju ruang klub kesenian “Anak seperti dia disuruh berkumpul ke ruang kesenian?” cibir teman-temannya yang lain.
Egi yang mendengar itu langsung berkata “Sirik aja!” lalu menghilang dari wajah teman-teman sekelasnya.
Penasaran dengan apa yang terjadi selanjutnya? Baca kisah lanjutannya di: Aku Berusaha Mengenalinya Lebih Baik Lagi
Baca juga: