Sssst! Berisik!
Saat aku kecil, aku memiliki keisengan yang menurutku seru, yaitu menjahili orang yang sedang lewat selagi aku sendiri bersembunyi di dekat situ. Tentu saja keisengan ini bukan milikku semata. Kuajak adik-adikku untuk menjadi oknum dibalik senam jantung yang akan dialami oleh korban-korban yang lewat.
Kadang kami bersembunyi di dalam mobil, sementara orangtua kami sedang mampir sebentar untuk membeli makanan ataupun beberapa kebutuhan di minimarket. Pernah kami berhenti di pinggir jalan. Tepatnya di sate ayam yang terletak persis di depan kuburan. Sate ayam itu adalah sate yang paling laris di daerah kami. Bukan. bukan karena pesugihan. Kami sekeluarga sudah mencicipinya dan memang terbukti secara kualitas memang layak untuk dimakan, baik di tempat maupun di bawa pulang. Kami juga tak pernah lupa berdoa sebelum makan. Konon katanya, kalau kamu berdoa sungguh-sungguh sebelum makan, segala marabahaya atau kekuatan magis yang diselipkan pada makanan akan tampak. Dan sejauh ini aman-aman saja.
Nah pada hari itu, aku dan adik-adikku karena terlalu lelah setelah bermain seharian bersama keluarga, memutuskan untuk menunggu di dalam mobil. Mobil panther hijau milik papaku adalah mobil ternyaman yang pernah aku naiki selama aku kecil. Tentu saja model ini adalah model yang paling apik pada masanya. Aku dan adik-adikku biasanya duduk di belakang. Kursinya tidak seperti mobil kebanyakan zaman sekarang. Masih saling berhadapan dengan ruang kecil di antara kedua kursi itu. Bagi kami yang badannya masih berukuran kecil, ruang tengah di antara kedua kursi itu adalah lapangan bermain terluas yang ada di dalam mobil. Tak jarang kami rebutan untuk duduk di belakang, demi mengkhayalkan perkemahan berjalan yang bisa kami lakukan jika harus menempuh perjalanan panjang.
Baca juga: