“Mas..”
“…”
“Mas!”
“Hmmm.. Apa?” balas suamiku enggan. Aku tertawa melihat wajahnya yang tampak kusut dan kesal karena kuganggu selagi bersantai.
“Mas tahu nggak? Ada mitos aneh.” ujarku dengan wajah serius. Suamiku menatap keheranan.
“Kamu itu, sejak langganan majalah Inti, jadi sukanya baca-baca yang misteri-misteri gitu!” balas suamiku sambil mendorong mukaku sampai aku terguling di sebelahnya.
“Mass.. aku lagi hamil lhooo..!” rengekku. Tapi suamiku tidak peduli, malah membekapku dengan tangannya yang besar. Langsung kugigit saja.
“Adawww! Ish..!” teriak suamiku, disusul tawaku.
“Dengerin aku too..” rengekku lagi.
“Iya.. iya.. Mitos apaan sih?” balas suamiku dengan nada sewot sambil mengibas-ngibaskan tangan kanannya yang baru saja kugigit.
“Itu lho, mitos ibu hamil dan hewan.” jelasku singkat sambil menatap langit-langit kamar.
“Hoo.. yang kalau misalnya ada ibu hamil, nggak boleh gitu si ibunya atau suaminya bunuh hewan?” tanya suamiku.
“IYAAA! BENER! Kok mas tahu?” tanyaku heran.
“Ya zaman dulu banget kan ada mitos kayak gitu. Kayaknya tetangga-tetangga ya masih ada yang percaya kan? Hmm.. mitos ibu hamil dan hewan..” jelas suamiku.
“Tapi lho mas, setelah kupikir-pikir. Kayaknya emang bener lho!” sanggahku.
“Mana ada ah yang begituan!” tanggap suamiku.
“Ada Mas! Beneran deh! Masa Mas nggak tahu sih?!” balasku lagi.
“Hee.. Mitos Ibu hamil dan hewan kayak gitu itu, ya supaya kita menghargai kehidupan lain. Masa iya kamu mau lahiran, tapi kitanya malah ngebunuh makhluk hidup lain?” jelas suamiku.
“Dengerin lahh Mas…! Inget Pak Dodi sama istrinya?” tanyaku langsung sambil menodongkan jariku pada dagunya. Ini satu-satunya cara supaya suamiku mau mendengarkan aku. Suamiku mengangguk.
Baca juga:
“Inget kan kalau mereka punya 3 anak?” tanyaku lagi. Suamiku mengangguk.
“Inget nggak kalau anak-anaknya itu nggak ada yang normal?”
“Hush! Dek! Nggak boleh gitu ah!” tegur suamiku.
“Hissh.. Mas! Itu kenyataan! Aku baru tahu lho ceritanya..” balasku.