Pernahkah kamu bertanya-tanya, kenapa pada usia tertentu pertumbuhan kita terhenti? Kenapa kita nggak bertumbuh terus, dan kenapa perhentian pertumbuhan rata-rata terjadi pada usia 22 tahun? Yang jelas adalah, perhentian pertumbuhan dibutuhkan agar kita tidak tumbuh secara berlebihan (gigantisme). Di sisi lain, di sini nanti juga akan dijawab mengenai, mengapa beberapa orang tidak dapat tumbuh secara maksimal ketika usia pertumbuhannya terlanjur berhenti. Jadi kenapa sih sebenernya?
Kalenjar endokrin yang berperan sebagai pengendali pertumbuhan
Ada satu sistem kalenjar yang mengatur bagaimana manusia bertumbuh. Karena berupa sebuah sistem, maka jelaslah, bahwa kalenjar ini terdiri dari beberapa kalenjar yang salin bersinergi untuk menentukan seberapa banyak kita bertumbuh. Kalenjar-kalenjar ini bekerja secara bergantian sesuai dengan usia manusia. Kalenjar-kalenjar ini adalah: kalenjar tiroid (gondok), kalenjar bawah otak (pituitari-letaknya menempel tepat di otak bagian bawah), kalenjar timus yang dapat ditemui di dalam dada, dan terakhir kalenjar kelamin.
Kalenjar tiroid
Kalenjar yang satu ini terletak sedikit di bawah laring. Kalenjar ini menentukan kecepatan metabolism tubuh. Pembuatan protein, dan mengatur kepekaan terhadap hormon lain di dalam tubuh. Dengan kata lain, hormon ini berpengaruh besar terhadap perubahan asupan gizi yang masuk ke dalam tubuh menjadi bahan dasar pertumbuhan. Tiroid ini mengeluarkan 2 jenis hormon, yaitu trilodotironin dan tiroksin. Cara kerja keduanya berlangsung secara bersamaan dan kemudian memicu sel untuk memproduksi lebih banyak glukosa. Jika kita kekurangan kedua hormon ini kita akan cenderung mudah lesu, sementara jika kelebihan kedua hormon ini kita cenderung hiperaktif dan berat badan mudah berkurang.
Yang kecil tapi berperan besar
Para ahli menyebutnya sebagai pituitari. Karena belibet, jadi orang cenderung menyederhanakannya menjadi kalenjar bawah otak. Letaknya? Jelas di bawah otak. Ajaibnya, sekalipun kecil, kalenjar ini merupakan master dari segala kalenjar. Kayak master Si Fu di KungFu Panda ya? Kecil, tapi seorang master. Hahaha.. Sebenarnya kalenjar ini adalah kalenjar yang ‘memerintah’ kalenjar pertumbuhan lainnya. Ia yang dapat mengatur seberapa keras kalenjar pertumbuhan haru bekerja. ‘Menyetujui’ distribusi hormon-hormon yang dibutuhkan oleh tubuh, mengatur sirkulasi air dari ginjal sehingga mencegah tubuh untuk dehidrasi, mengatur pigmen, dan masih banyak lagi. Kecil-kecil, tapi kalenjar ini bos lho! Bahayanya kalau kalenjar ini bekerja berlebihan selama masa pertumbuhan, bagian tubuh seperti kaki dan lengan kita akan cenderung lebih panjang dibandingkan orang pada umumnya.
Kalenjar timus yang berjasa melindungi kita selama masa pertumbuhan
Kalenjar timus ini berpengaruh dalam pertumbuhan. Mengapa? Karena ia yang emerintahkan antibody untuk menyingkirkan segal sesuatu yang mengganggu pertumbuhan kita. Akhirnya kita bisa bertumbuh tanpa khawatir. Kalenjar timus ini ‘mendidik’ sel-sel antibody untuk mempelajari berbagai kejadian yang bisa saja terjadi di dalam tubuh. Kalau diibaratkan dalam kehidupan, kalenjar timus ini kayak markas besarnya ABRI. Semua jajaran pengaman dalam tubuh. Sampai akhirnya semua sistem antibody menjadi kuat dan hanya tinggal menunggu perintah dari komandan. Nah.. ketika antibody ini sudah menguat, maka timus mengalah dann.. pertumbuhan kita mulai terhenti.
Akhirnya pertumbuhan kita terhenti karena gonad
Gonad adalah kalenjar kelamin. Pada pria, kalenjar ini terdapat di testis, sementara pada wanita terletak pada ovarium. Keduanya berfungsi untuk mematangkan sel-sel reproduksi pada manusia. Setelah sebelumnya kalenjar-kalenjar ‘senior’ sibuk mengurus pertumbuhan secara fisik, kali ini gonad mengatur pematangan sel-sel reproduksi karena manusia harus mempertahankan kehidupannya. Maka dari itu, ketika gonad terus bekerja, kalenjar timus akan menyusut dan perlahan-lahan berhenti bekerja. Sehingga, ketika seseorang matang secara seksual terlalu dini, ia akan cenderung memiliki tubuh lebih kerdil. Ini karena gonadnya bekerja terlalu awal. Akhirnya timus merasa tugasnya selesai dan menghilang duluan.
Itu tadi penyebab mengapa kita dapat bertumbuh dan akhirnya berhenti bertumbuh. Ada banyak sekali misteri dalam kehidupan, dan kita menjadi besar pun karena peristiwa-pertistiwa kecil yang sebenarnya rumit sekali. Kita sebagai manusia patut bersyukur karena semua itu terjadi dengan sendirinya dalam tubuh kita tanpa perlu kita sadari. Karena ketika kita menyadari itu, tentu saja akan sangat memusingkan kita. Begitu ajaibnya Tuhan ya dalam merancang tubuh kita?