Dokumenter Televisi dan Kekuatannya dalam Menyampaikan Realita

Mencoba memahami dokumenter televisi dan kekuatannya, maka kita dapat menguraikan pendapat ahli yang satu ini. Menurut Fachruddin (2012: 316).

dokumenter merupakan film yang menceritakan sebuah kejadian nyata dengan kekuatan ide kreator nya dalam merangkai gambar-gambar menarik menjadi istimewa secara keseluruhan.

Inti yang terletak pada dokumenter televisi dan kekuatannya

Bill Nichols dalam bukunya mengatakan (dikutip dari https://en.wikipedia.org/wiki/Documentary_film, diakses pada 12 Mei 2017).

Documentary’ has been described as a ‘film making practice, a cinematic tradition, and mode of audience reception’ that is continually evolving and is without clear boundaries.

Ia mendeskripsikan dokumenter sebagai sebuah praktek pembuatan film, tradisi sinematik, dan cara penarik perhatian pemirsa yang terus berkembang tanpa batas yang jelas.

 

Dokumenter idealnya tidak hanya menyampaikan realita, tapi juga turut menggugah emosi pemirsa
Dokumenter idealnya tidak hanya menyampaikan realita, tapi juga turut menggugah emosi pemirsa
Sementara, Bromhead (dikutip dari https://en.wikipedia.org/wiki/Documentary_mode, diakses pada 12 Mei 2017) mengungkapkan pengertian dokumenter dengan pandangan yang lebih “sinematik”.
documentary reaches for ‘hearts and souls not just minds’ and that central to documentary story telling is ‘emotional response and empathy’.
Bagi Bromhead dokumenter semestinya menyentuh hati dan jiwa bukan sekedar memberikan fakta yang mampu dipahami nalar. Mampu menumbuhkan empati dan menggerakkan pemirsa yang menyaksikan karya dokumenter. Satu sifat mutlak yang harus dimiliki oleh karya dokumenter adalah realitas yang terekam dan disusun menjadi sebuah kisah yang memiliki pesan.
Semua dibuat berdasarkan data riset mendalam dan hanya fakta yang ada di dalamnya. Di sisi lain, tidak ada salahnya menambahkan unsur-unsur sinematik agar dokumenter terasa lebih hidup dan menggairahkan.
Baca juga:
Tulisan ini merupakan bagian dari skripsi tugas akhir berjudul "Penerapan Perpaduan Pendekatan Essai dan Naratif dalam Penulisan Naskah Dokumenter 'Di Balik Laju Roda Besi'" karya M. Brahmantya N. P.

Referensi:
1. Andi, Fachruddin. 2012. Dasar-dasar Produksi Televisi. Bandung: Kencana. 
2. De Bromhead, T. 1996. Looking Two Ways. Documentary Film’s Relationship with Reality and Cinema. Dikutip https://en.wikipedia.org/wiki/Documentary_mode, diakses pada 12 Mei 2017. Aarhus: Intervention Press. 
3. Nichols, Bill. 'Foreword', in Barry Keith Grant and Jeannette Sloniowski. 1997. Documenting The Documentary: Close Readings of Documentary Film and Video. Dikutip https://en.wikipedia.org/wiki/Documentary_film, diakses pada 12 Mei 2017). Detroit: Wayne State University Press.

Latest articles

Related articles

Leave a reply

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!